Sabtu, 31 Desember 2011

Rencana setahun ke depan



Mengingat aktivitas setahun ke belakang, aku merasa tak melakukan perubahan apa-apa bagi cita-cita kusendiri. Penyiar, cerpenis bahkan kerja part time pun tidak. Menulis cerpen itu pasti. Setelah menuliskan cerpen dan memberikannya kepada temanku Niko To Pia dan dikoreksi habis-habisan, karya ku berhenti begitu saja. Bukan karena aku yang menjadi surut atas kritikannya tapi aku yang lemah karena tak tahu harus diperbaiki seperti apa. Kalaupun aku memperbaiki cerpenku yang salah disana –sini. Itu pasti kulakukan berbulan-bulan lamanya. Huft, niat macam apa itu? Mau jadi cerpenis tapi tak ada niat setinggi gunung yang sering kudaki. Lain halnya menjadi cerpenis lain halnya menjadi penyiar. Sempat aku melakukan lamaran penyiar SS FM radio di semarang. Baru interview saja aku sudah ditolak mentah-mentah. Mungkin karena aku yang tak melakukan kesiapan secara matang. Gimana tidak? Berita dibuka lowongan SS FM aja baru ku dengar di sela-sela tidur panjangku. Setelah tersentak mendengarnya aku langsung mempersiapkan diri secepat mungkin dan secepat itu pula aku ditolak. Ya..ya..ya kata-kata temanku benar. Kesempatan ada juga karena adanya kesiapan. Sedangkan kesempatan itu ada tapi kesiapanku yang NOL besar. Payah, ckckckc. 

Sebelumnya aku coba mengikuti penjaringan penyiar radio di PRO ALMA FM tapi menurutku cara menjaringnya yang salah. Dan lagi-lagi aku tak mendapatkan keinginanku yang satu ini. Tapi keinginanku tak pernah surut apalagi dengan adanya dukungan serta support dan doa dari Margi, teman yang tak sengaja kukenal dari Facebook. Faceook lagi Facebook lagi, hohoho...
Yang terakhir kerja part time. Huft, yang ini paling susah. Selama ini kerja part time yang selalu dibuka lowongannya selalu bentrok jam sama kuliah. Hedeh, kalo gini terus kapan aku punya uang sendiri????
Ribet..ribet. awalnya seneng kuliah malam bisa kerja paginya tapi susah banget nyari kerja yang jam pagi. Belom dapet aja kali ya? Harus semangattt...
Beranjak sebentar lagi dengan tahun yang baru, aku wajib merencanakan plan setahun ke depan. Planning dengan rencana yang lebih matang dan niat yang lebih tinggi. Planning seorang calon cerpenis. Aminnn ya Allahh...
Setahun ini aku udah sering bolak-balik workshop kepenulisan. Dari pembicarannya editor tercinta Reni Erina, penulis Ahmad fuadi, Gol A gong sampe Donny dhirgantoro si penulis hebat kesayanganku. Temen penulis berlimpah hingga satu cerpenku yang diterbitkan secara independent. Harus ada karya lainnya yang diterbitkan. Sekedar melihat bahwa karyaku memang pantas untuk dibaca. Bahwa karyaku bukan tulisan sampah semata. Bukan coretan tangan yang tak mampu berbuat apa-apa. Aku harus buktikan itu semua. “buatlah sesuatu yang simple tapi bermakna” kata-kata Donny yang masing memenuhi otak menulisku. Di tahun yang baru pun aku akan mengikuti Trax Hunt. Semoga mendapat respon yang sangat baik. Jangan hanya sekedar baik tapi sangat baik. Wajib !!!!! harus kerja apapun itu pekerjaannya asal halal. Pasti ada asal usaha yang lebih daripada biasanya.
Kenalilah bangsamu maka kamu akan sukses. Motto yang sedang kujalani dengan sepenuh hati hohoho...

Selasa, 27 Desember 2011

kamu lagi !!!



baru saja aku terpana dengan semua pernyataan maafmu dan semua alasan yang aku butuhkan tahun lalu. ya, alasan yang aku butuhkan tahun lalu bukan tahun ini. kamu sudah menunjukan jati diri burukmu lagi. buatku kamu tidak sungguh-sungguh menyesal. permainan kata-kata dan aku sudah terbiasa hingga muak.
aku tak lagi membutuhkanmu, bahkan kalo aku disuruh memilih antara berteman lagi denganmu atau tidak mungkin aku lebih memilih yang kedua. tak ada untungnya mengenal kamu lagi. mengenal orang yang tak pernah tahu apa artinya pertemanan. kamu mungkin tidak tahu rasanya jadi aku. tapi tak usahlah kau tahu.

Minggu, 27 November 2011

mari mengenali keluarga edel satu persatu


aku ingin mengenalkan satu persatu keluargaku. kita mulai dari yang satu ini #jengjeng biarkayakdipilmpilm

**ISNAINI ANNISA ^^**
tidak ada yg lebih bahagia ketika aku akhirnya merasakan kedamaian memiliki seorang kakak wanita. kakak yang mampu berbagi cerita mudanya. cerita cintanya hingga semua cerita perjuangan hidupnya mendapatkan setengah dari kebahagian yang ada hohoho... bahkan di bandingkan dengan aku yang masih merangkak mencarinya, dia sudah terlebih dahulu berlarinya. MANTAFFF !!
dia hebat. buatku dia sungguh hebat. mampu mendapatkan apa yg dia inginkan. hampir lebih mudah daripada apa yang aku usahakan untuk diriku sendiri. jauh berbeda nasib membawa kita. dengan pertalian darah yang sama, nasib bisa begitu membedakan keduanya. bermula pendidikan, kasih sayang, hingga pertemanan yang begitu luasnya. dia mampu membuat semua orang tak terkecuali, baik lelaki maupun perempuan mengaguminya. hingga ada yang rela berkorban demi dirinya. #masa sih??hehhe

buatku semua itu hebat. tak mudah membuat orang bisa berkelakuan seperti itu.
lantas apa yang membuatku mengatakan 'akhirnya merasakan kedamaian'? karena aku baru saja mengecup kedamaian itu 2 tahun yang lalu. kemanakah sisanya? entahlah. kami hidup dalam pertengkaran yang tak ada habisnya. memegang ego masing-masing hingga lebih mementingkan pertemanan daripada persaudaraan yang terikat darah di dalam aliran nadi. *ambiltissu #ngelapingus

tapi ya sudahlah, semua sudah berakhir dan kini kami saling menggenggam dalam tangis dan tawa. saling menguatkan dalam lara dan bara. #cieeee prokprokprok

dialah kakaku tercinta yang membuatku selalu merasa iri tiada kira. namun lantas bersyukur karena masih memiliki kaka yang begitu dengan cermatnya mengajari kehidupan yang penuh kelok. kakak yang bahkan selaksa teman yang tak ada pisahnya. kaka yang bahkan rela mengerjakan hampir seluruh pekerjaan rumah di kala berkumpul keluarga. yang walaupun memiliki kebiasaan tak berubah dari dulu "malas mandi" #hueeekkkss

dialah kakaku, yang selalu dibanggakan di sudut rumah. dia yang mendapatkan PMDK di sebuah universitas swasta milik negara di bandung. dia yang menabung dan tak pernah mengeluhkan uang jajan habis sebelum waktunya laksana diriku.

dialah kakaku yang mengeluh karena direncanakan akan menikah di umur 27 tahun karena kekasihnya atau lebih tepat mantan kekasihnya baru siap menempuh jenjang berikutnya pada umur segitu. makanya jangan pacaran sama yang seumuran lain kali hehhehe...
dialah kakaku yang mampu terlelap dalam hitungan 30 menit. *gkbutuhhipnotis**

Jumat, 25 November 2011

cinta abadi dalam hidupku

sudah terlalu banyak kutuliskan cerita mengenai lelaki yang selama ini mengusik relung hatiku yang kosong. kini biarkan aku mengisi cerita yang baru. cerita cinta yang lebih alami tanpa dibuat-buat. cinta yang selalu mengisi kehidupanku jauh sebelum aku mengerti tulisan, bisa membaca bahkan jauh sebelum aku dilahirkan. cinta kedua orang tuaku.



cinta yang menarik jika dibandingkan dengan percintaan yang selama ini terkuak di media. cinta yang diumbar dengan kata-kata romantis yang membuat setiap insan dimabuk kepayang.

bukan seperti itu cinta mereka. cinta mereka jauh dari kata-kata romantis yang membuat keduanya dimabuk kepayang. jauh dari 'candle light dinner', jauh dari hadiah ulang tahun pernikahan. cinta yang timbul karena seiring waktu kebersamaan. apakah karena mereka pacaran?
buat mereka, tak pernah ada kata pacaran dalam kehidupan. mereka tak pernah mengenal istilah pacaran itu sendiri. bahkan pernikahan mereka yang telah menghasilkan 6 orang manusia yang terdiri dari 3 pasangan wanita dan pria ini terjadi karena perjodohan keluarga.

apakah mereka menyesal karena perjodohan ini? tidak sekalipun. bagi mereka semua sudah ditakdirkan Yang Maha Kuasa. tak ada yang perlu disesali.

cinta ini begitu alami. cinta yang selalu terasa ketika aku mengetukan pintu rumahku. cinta yang terasa berat meninggalkanku saat aku harus berpamitan kembali ke alam pendidikanku. tapi apakah cinta itu pergi di saat aku tak ada? cinta itu tak pernah mati. cinta kedua orang tuaku. cinta mereka kepada keenam anak-anaknya yang terkadang menjengkelkan hati. yang membuat mereka harus selalu meningkatkan dzikir mereka di malam hari. bahkan cinta ini yang selalu membuatku selalu ingin pulang.

apakah aku bisa mendapatkan cinta yang sama seperti cinta yang mereka alami?? cinta yang membuat mereka tak bisa berpisah walau aku tahu tak mudah menjalani kehidupan yang penuh bara dan luka. cinta yang pernah membuat hampir separuh perabotan melamin rumahku pecah. cinta yang mampu mengalirkan air mata di pipi tegas ayahku. cinta yang tak perlu kata hanya perbuatan yang menilainya.

cinta kalian membuatku iri setengah mati !!

Kamis, 24 November 2011

selamanya salah..

aku salah mengartikan segalanya.
dari awal cinta menguat, aku telah salah mengambil keputusan bahwa dia yang kukira mencintaiku selama ini tak pernah ada perasaan.
B.O.D.O.H !!

aku tak mau larut terlampau jauh.
aku tak mau mempermainkan perasaanku sendiri.
aku harus berhenti sekarang atau sakit selamanya.
dan inilah keputusan terakhirku.
aku akan mengakhiri perasaan ini.
mencoba menetralisir kembali.
dan menganggap dia sama dengan temanku yang lain.
tak ada yang berbeda.
munafik jika aku mengatakan ini pilihan yang mudah.
sudah kukatakan aku tak gampang mencintai dan melupakan orang lain.
tapi aku harus berhenti mencintainya karena aku telah melakukan kesalahan dengan berkata secara tegas bahwa dia memiliki perasaan yang sama denganku.
aku tak ingin menyakiti diriku sendiri terlebih saat-saat aku menemuinya adalah saat yang tak tepat.
bagiku semua sudah jelas.
aku dan dia tak pernah bisa bersatu.
dan aku harus berhenti sekarang.

Jumat, 18 November 2011

cara membuat kompor portable




Penasaran? Bagaimana Caranya?
Ini adalah Kompor Portabel Sederhana yang terbuat dari Kaleng Minuman dengan bahan bakar Alkohol, disini saya akan memerikan Trik bagaimana cara membuatnya Mulai dari A s.d. Z. Silahkan baca baik-baik langkah demi langkah berikut dibawah ini :
PERSIAPAN ALAT :
1. Kaleng Minuman
stove portable, stove miniatur, buat kompor miniatur, kompor kecil dari kaleng
1. Persiapkang Kaleng Minuman, terserah kaleng minuman jenis apa aja, yang penting bawahnya tidak penyok dan kondisinya masih bagus
2. Amplas
stove portable, stove miniatur, buat kompor miniatur, kompor kecil dari kaleng
2. Amplas dengan Grit 320 atau lebih tinggi
3. Mata Pisau
stove portable, stove miniatur, buat kompor miniatur, kompor kecil dari kaleng
Cari pisau yang tajam          
4. Paku Payung
stove portable, stove miniatur, buat kompor miniatur, kompor kecil dari kaleng
4. Paku payung
5. Hanger
5. siapkan hanger kawat
6. Fiberglass (opsioanal, tapi disarankan!)
7. Alkohol dalam kemasan
Siapkan Alkohol didenaturasi atau 91% isopropil alkohol, atau Spritus!
Setelah persiapan sudah OK, kita masuk ke cara kerjanya, perhatikan baik-baik langkah demi langkah berikut :
CARA KERJA :
Amplas kedua Kaleng minuman
1. Amplas kedua kaleng tersebut, amplas sampai beberapa cm dr tinggi kaleng, Usahakan amplas semulus mungkin agar sempit dan menghindari kebocoran
Jika kaleng ada isinya, pindahkan isi didalamnya ke gelas yang kosong
2. Pindahkan isinnya dalam gelas yang kosong
Potong kalengnya
3. Ukur kaleng dari bawah, potong kaleng menjadi beberapa inchi dari bawah (terserah anda mau potong berapa inchi)
4. Jika sudah menemukan berapa inchi yang dipotong, potong dengan Pisau yang tajam. Agar mudah memotongnya anda bisa tandai dengan Spidol area yang akan dipotong dan saat memotongnya topang pisaunya dengan buku agar hasil potongannya sempurna.
5. jadilah hasilnya seperti pada gambar, Tips : setelah dipotong, Amplas permukaannya tepinya sampai halus seperti pada gambar diatas.
6. Setelah anda puas dengan hasil pertama, sekarang buatlah miniatur yang kedua. untuk memudahkannya, anda bisa sisipkan miniatur pertama ke bawah kaleng kedua sampai bener-bener masuk. Cara ini dilakukan agar mendapatkan hasil miniatur kedua persis dengan miniatur pertama. Setelah selesai, lakukan cara yang sama dari Langkah 1 s.d 3 tadi.
7. Taruhlah Bahan Fiberglass di dalam miniatur, ini opsional tapi Penting!. fungsi fiberglass adalah menjaga kebocoran bahan bakar dari luar, dia akan selalu bergerak terus jika dinyalakan dan juga menjaga bahan bakar yang tidak terpakai pada saat proses pembakaran.
lubangi bawah miniatur dengan paku payung
8. Lubangi bawah kaleng miniatur dengan paku payung, dengan formasi seperti pada gambar diatas. Ini dilakukan agar ada aliran udara yang masuk jika tekanan didalam tidak cocok.
Pasangkan keduanya
9. Pasangkan kedua minitaur tersebut tepat pada bibir bawah masing-masing
10. jika anda mengalami kesulitan, gunakan amplas untuk memuluskan agar kedua miniatur benar-benar lekat.
11. Press dengan kuat agar keduanya rapat dan tidak bisa dibuka!
Buatlah 16 Lubang
12. Kompor portabel ini perlu 16 lubang untuk memunculkan celah api dari hasil pembakaran. sekarang buatlah 16 lubang dengan paku payung dengan formasi diatas.
Buat miniatur pegangan panci
13. Sekarang buatlah pegangan panci dari kawat Hanger. Tinggi idealnya adalah antara 1/2 inchi sampai 1 inchi. buatlah pegangan pancinya seperti di atas.
14
Jangan lupa untuk Menggosok kawatnya secara halus dengan amplas
Pengujian
14. Kompor portabelnya udah selesai dibuat. Sekarang tinggal pengujiannya!. Masukkan Alkohol pemanas ke dalam kompor, anda bisa siramkan sebanyak 3 sendok makan
15. Panaskan kompor dengan korek atau pemantik api. pemanasan hanya butuh beberapa detik saja.
Setelah pemanasan selesai, maka secara otomatis api akan keluar dari 16 celah lubang itu. Lihatlah dengan bahan bakar alkohol, api yang dihasilkan sangat bersih dan berwarna biru. Dan sekarang anda tinggal meletakkan Pegangan panci diatasnya!

Kamis, 10 November 2011

respon pembimbing satu

"dia seperti aku 4 tahun yang lalu. dingin, cuek, dan tanpa respon. hanya wanita yang punya aksilah yang mampu menaklukan hatinya. satu-satunya jalan untuk mengetahui dia seperti apa dan bagaimana perasaanya denganmu hanya dengan sebuah tindakan. tindakan menyatakan cinta itu."

aku sama sekali tak dapat melakukannya, sanggahku.

"hanya ada dua pilihan katakan sekarang atau menunggunya. tapi kalo melihat dia yang seperti itu dan kamu tang tak mau memulainya, aku rasa kalian tidak akan pernah bersama sampai kiamat datang menyapa. aku pikir dia bukan yang terbaik untuk kamu. dia tipikal lelaki manja, cemen dan lelaki seperti itu yang kamu cintai?"



 "tak ingatkah kamu bahwa nanti dia kelak yang akan menjadi imammu?? perluaslah pertemananmu dengan lelaki lain. kelak kamu akan dapatkan yang lebih baik dari dirinya."


Rabu, 09 November 2011

The Absurd

ya tuhan, semua semakin jelas.
cinta yang kusembunyikan semakin jelas di mata orang-orang.
bahkan saat ku merasa tak melakukan apapun, mereka mengerti ada cinta dalam mataku.
tak hanya itu, mereka juga merasa dia memiliki perasaan yang sama pula terhadapku. 
cinta bisu, tanpa suara dan kata-kata.
hanya masing-masing hati yang mengetahui apa yang tengah terjadi.
sungguh aku tak bisa.
aku tak bisa berada dalam keadaan seperti ini.
karena cinta kita absurd.
hanya sebuah ilusi dan bayangan.
yang tak tahu kapan jelasnya.
(30102011)

sehari sebelum ultah matrapala setelah sesi curhat menunggu redanya badai ditemani secercah cahaya lilin.

semua bosan.

ya, semua bosan dengan ceritaku tentang kamu.

tentang perasaan kita.
perasaan yang bahkan aku sendiri tidak tahu sampai dimana ujungnya.
dan kini aku merasa sendiri.
tak ada yang mampu menenangkan diriku lagi

di kegalauan tak berujung

28102011

tidak ada yang sempurna, sama halnya dengan cintaku.

sungguh, aku merasa tak sempurna dengan rasa yang ku alami saat ini. rasa yang buat aku serba salah dalam bersikap. 

rasa yang tak mampu kuhadapi dengan sifatku yang sungguh jauh dalam kesan penyabar.

dan aku semakin terpojok.

01112011

kamu tahu?
siapa orang yang mengingatkan aku untuk selalu menulis dan membaca selain dosenku paling pintar sedunia, bu mastuti, ???

Ya dia itu adalah kamu. gak ada yang ingetin aku hal semacam itu, cuma kamu doang. Dan rasanya aku seperti terketuk untuk terus menekuninya. Tapi yang menjadi sebuah pertanyaan dalam benakku. 

Bagaimana kamu bisa mengatakan aku sudah jarang membaca dan menulis?? Sedangkan kamu tidak pernah tahu kegiatan aku belakangan ini. (kecuali kalo kamu buka blog aku :D)

Kamu tahu? Aku tak pernah  sekali pun berhenti meninggalkan menulis. Menulis apa saja yang ada dalam benakku. Termasuk menuliskan namamu di hatiku setiap harinya. Menceritakan kisah yang membuat aku sedih dan senang tak karuan karena kamu seorang.

Berlebihankah ini??
Entahlah !!
Tapi aku senang kamu bisa menjadi pengingatku. Padahal aku sama sekali tak memintanya dan kamu lakukan itu.
Terima kasih
:*

Tersipu Malu

aku tergagap melihatmu ada di sana. aku sudah mengira kamu pasti datang dalam acara archidipala tapi jantungku berdebar melihat sosokmu ada di sana. awalnya aku ingin menjauhimu. tak ingin melihatmu. tapi tak kupungkiri, aku selalu mencari sosokmu jika tak terlihat dalam sudut ekor mataku. di akhir pamitku, aku memberanikan diri menjabat tanganmu yang seperti menjegal langkahku.

kamu tersenyum dan saat itu juga aku seperti melihatmu di awal cintaku tumbuh. kamu menahan tanganku seperti tak ingin aku pergi. dan aku hanya membalas senyummu.

sungguh, benciku hilang saat itu juga. kini kumengerti, cintamu dan aku semakin menyatu tanpa ucapan. hanya tatapan dan senyuman. dan semua itu menghapus keraguanku.

semoga semua benar !!!

(16102011)

Selasa, 08 November 2011

cinta sepenuh hati??

mencintai seseorang dengan sepenuh hati hanya membuat kita tersiksa tanpa henti.

dan itu yang aku ketahui dari kisah percintaan temanku.

mencurahkan segenap perhatiannya dan menutup mata akan semua hal yang ada di depan matanya.

boleh kita mencintai seseorang dengan kesungguhan namun tidak menyerahkan segenap jiwa dan perasaan kita sepenuhnya.

karena hal itu akan membuat bumerang buat kita sendiri.

akan ada bom waktu yang siap meledak kapan pun karena perasaan tersebut.

tak ada pasangan yang mampu mencintai pasangannya 100% yang ada hanya memaksakan kehendak tanpa tahu kehendak orang lain.

cukup mengena untuk dia

seringkali kita mendengar pria lebih memilih untuk melajang lebih lama dengan alasan-alasan ekonomi. lebih spesifiknya mungkin ingin memiliki rumah pribadi dulu, mobil pribadi dulu, punya gaji sekian juta atau beberapa ratus juta untuk sebuah pesta pernikahan. karenanya, sebelum menikah para pria bekerja keras mengumpulkan uang demi kemapanan. ini tidak salah !!
sudah selayaknya untuk punya kehidupan yang aman secara finansial saat berumah tangga dan memberikan kenyamanan bagi sang istri. tapi  pada saat kemapanan itu sudah dimiliki, ada situasi yang bisa menjebak para pria. saat seorang pria sudah begitu kaya maka semua jenis wanita akan datang kepadanya menawarkan cinta. tapi akhirnya semua menjadi buram, apakah mereka datang karena cinta atau mencintai uang anda. sampai akhirnya sesuatu yang buruk terjadi hingga kita menyesal kenaa kita bisa menjadi begitu kaya. . wanita mana yang tidak akan datang bila anda begitu tampan, cerdas, dan kaya???

semua ingin merasakan jaguarmu, tidur di atas tempur pedicmu, tinggal di pent housemu dan berdampingan dengan pria berjas kiton. itu semua gambaran bahwa uang bisa memanipulasi perasaan dan parahnya itu adalah uang anda sendiri!!
bila saat ini kamu memiliki mobil dan seorang pacar, apakah wanita ini masih mencintaimu di kala suatu saat kamu hanya naik sepeda motor. bagaimana kalo kamu tak lagi punya rumah pribadi dan hanya ada tempe di atas meja makan. tahukah kamu?! tidak...
karena dia datang pada saat kamu bisa memberikannya kenyamanan finansial yang ia idam-idamkan. cintakah yang kamu punya? bukan..
kamu hanya memiliki wanita yang mencintai kenyamanan yang bisa kamu sediakan. beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulainya dari bawah. mensyukuri mobil mereka karena mereka berdua pernah merasakan panas-hujan dengan sepeda motor. menyenangi spring bed baru mereka karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil.

terharu dengan rumah pribadi mereka karena mereka dulu pernah tinggal hanya di sebuah kost. beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mereka dan mendampingi di saat berjuang menuju kehidupan yang lebih baik.

mulai hari ini, belajarlah untuk menghargai pasanganmu bukan karena kekayaannya !!!

*sumber berasal dari sebuah sms salah kirim bernama mahendra..

Senin, 07 November 2011

bimbang

di kala aku harus memilih dan menentukan
apakah akan pergi jauh dan mengubur semua impian tentang kamu atau menyatakan perasaanku dan mengkhianati prinsip hidupku selama ini yang jelas-jelas sangat tidak mungkin??

yang kutemui adalah kebimbangan karena dengan memilih salah satunya dapat membunuh jiwaku sendiri.

aku tak mungkin melakukan keduanya. aku tak mungkin meninggalkan dirimu secepat ini dengan memori indah yang pernah terukir selama masa perkenalan kita dan aku juga tak bisa mengkhianati prinsipku sendiri.

hingga akhirnya aku putuskan untuk mengulur hatimu. perlahan-lahan meninggalkan kamu. akan seperti apa reaksimu nanti. kalau kamu masih saja diam tanpa kata (D'massive banget) mungkin aku harus rela memilih meninggalkan cinta ini.

menatap lembaran baru yang lebih cerah dan mungkin lebih menjanjikan.

Minggu, 06 November 2011

the first job interview experience



hari ini aku ikut wawancara kerja di sebuah radio semarang untuk pertama kalinya. dan aku merasa baik-baik saja. diterima? ditolak? ya aku dapatkan keduanya. diterima karena usahaku yang dibilang tinggi dan ditolak karena aku belum memiliki kesempatan pada saat ini.

sedih? tidaklah. hidup ini berkembang dan berkelanjutan. kalau aku sedih di sini, aku tak akan pernah maju. aku harus maju dengan segala penolakan itu. buatku penolakan itu sudah biasa. hingga kini aku selalu menerima hal itu.

dan apa aku perlu menangisinya lagi? tak usahlah. hidup ini bukan untuk ditangisi. tapi lebih kepada bagaimana kita menerima penolakan itu sendiri. apa aku harus berhenti berusaha atau maju untuk menerima banyak penolakan yang lainnya yang nantinya akan berubah menjadi suatu hal yang lebih baik dari sebelumnya. dan rasanya pilihan yang terakhirlah yang akan aku ambil. karena aku harus maju dari sebelumnya.

29102011 @kopi miring

belajar ikhlas

jajanan pasar keabisan, muter-muter cari penggantinya sampe mau ditabrak mobil, nahan laper gara-gara abis puasa gk langsung makan cuma minum doang, sampe kue tart kecil yang niatnya mw dikasih 3 jadi 2 gara-gara rusak, tapi yang aku lihat tanggapan kamu hanya seperti itu. hanya sekilas tanpa ada obrolan lainnya.

dan temanku seperti melihat pemandangan baru. "baru kali ini ketemu orang kayak gitu, ajaib dan aneh", ujarnya. aku hanya bisa melengos. sudah biasa menghadapi dia yang seperti itu. dia yang bersikap sangat biasa tanpa respon dan aku tak mampu berkutik. hanya diam membisu menyembunyikan rasa kecewa itu dalam-dalam.

siapa yang tak kecewa dengan respon yang seperti itu??
walau aku tahu niat awalku berubah drastis karena takdir berkata lain. 8 klepon, 8 serabi dan 8 onde-onde kesukaannya yang sudah siap aku bayar dengan uang simpananku lenyap begitu saja. 

aku mencoba ikhlas walau aku masih memaksa untuk mendapatkan pengganti yang sama. hingga akhirnya aku putuskan untuk mengganti kue tart kecil berjumlah 3 sesuai dengan ketiga macam kue yang sudah kurencanakan. tak berhenti sampai di situ saja, satu kue rusak dalam perjalanan. dan aku kembali harus mengikhlaskan untuk memberikannya hanya 2 kue. dan apa yang aku dapat? hanya adegan memberikan kue. hanya ituu !!!!! tanpa obrolan lima menit bahkan 2 menit pun rasanya tak ada. usahaku hanya dibalas itu...

dan aku kembali harus belajar ikhlas. ikhlas menerima respon dia.

Sabtu, 05 November 2011

kado kecil

                                             Kado Kecil untuk Dika
“Bu jangan lupa ya, kado ulang tahunku tahun ini. Tapi aku gak mau kadonya balon lagi.” Ucap seorang anak kecil di pagi buta kepada Ibunya.
Ibu tua itu hanya mengangguk lemah meski ia tak yakin bisa mengabulkannya. Pasalnya, penghasilan yang ia dapat sebagai penjual balon di Kebun Raya Bogor tidak semudah dulu. Ibu tua itu berjalan melewati pekatnya pagi tak berteman mentari dan menyusuri tiap sudut kota Bogor demi sebuah kado kecil untuk anak sulungnya.
Kalau saja Bapak masih ada, mungkin tidak sesulit ini membelikan kado untuk Dika.” Rintih Ibu tua itu sambil sesekali menyeka sudut matanya mengenang almarhum suaminya. Ibu tua itu mengayunkan langkahnya dengan mantap tanpa memedulikan jarak yang harus ia tempuh untuk sampai ke Kebun Raya Bogor. Tekadnya bulat. Ia harus memberikan kado untuk Dika di tahun ini selain balon – balon yang dijualnya. Semburat merah jingga matahari yang mulai menyapanya pagi ini menambah semangat baru baginya. Hari ini ia membawa lebih banyak balon dari pada hari biasanya. Ia berharap balon – balon itu dapat habis terjual. Sehingga uangnya kelak akan cukup untuk membelikan Dika kado. Sebuah buku cerita. Ya, satu – satunya kado yang sampai saat ini sangat diidamkan Dika. Di usianya yang masih dalam proses belajar membaca, kado buku cerita pastinya akan menjadi kado terindah buat Dika. Sebuah senyum tipis terkembang di wajah Ibu tua itu membayangkan reaksi anaknya kelak.
Cuaca masih terasa sejuk sesampainya beliau di depan Kebun Raya Bogor. Peluh yang bercucuran di sekitar wajahnya hilang dibawa angin pagi yang masih menyisakan tetesan hujan tadi malam. Sambil menunggu jam buka, beliau memompa setiap balon – balon yang akan dijualnya kelak. Setiap angin yang memenuhi seluk balon tersimpan harapan yang besar dalam lubuk hatinya. “Semoga Sang Khalik memenuhi keinginanku mengabulkan permintaan Dika.
Semua balon telah terpompa sempurna, tinggal bersiap menawarkan kepada seluruh pengujung. Jam buka tinggal setengah jam lagi. Menunggu waktu jam buka, Ibu tua itu istirahat sebentar sambil menikmati kemacetan yang mulai terjadi. Terlalu banyak siluet kehidupan yang terpampang di hadapannya. Salah satunya adalah seorang kakek tua yang sudah lemah berada di pinggir jalan terlelap tidur seperti tidak mengenal tempat. Kemiskinan selalu membuat keperihan di dalam hatinya. Banyak hal yang selalu menyekat kerongkongannya akan sebuah pertanyaan, dimana hati nurani para petinggi akan kemiskinan yang semakin merebak di negeri ini. Semenjak kematian suaminya karena terserang penyakit jantung beberapa hari setelah di PHK, ia banyak mengerti arti hidup yang sesungguhnya. Ia harus mampu menjadi dua figur sekaligus di mata anaknya. Lagi – lagi sudut matanya basah.
Pengunjung satu persatu berdatangan mengunjungi salah satu tempat wisata di Bogor ini.  Ada pasangan muda – mudi, rombongan keluarga kecil hingga besar sampai rombongan dari sekolah yang sedang berlibur. Ia dengan sigap memanfaatkan momen ini untuk menawarkan balon jualannya. Masing – masing pengunjung memiliki gaya yang berbeda – beda dalam menolak tawaran Ibu tua itu. Ada yang menolak dengan perkataan halus, menggeleng pelan bahkan hingga pengunjung yang berpura – pura acuh tidak mendengar teriakan penawaran harga balon dari Ibu tua itu. Semua itu tidak langsung membuat semangat yang dimilikinya tadi pagi luntur seketika, malah semakin membuatnya bersemangat. Akan ada pembeli yang membeli semua barang jualannya, ucapnya dalam hati.
Matahari telah meninggi namun belum satu pun balon yang terjual. Ia berjalan dari sudut ke sudut mencari kesempatan sedikit saja. Menghampiri kerumunan orang – orang yang memenuhi taman di dekat café. Di dekat kolam, sekumpulan anak TK sedang berlari mengejar gurunya riang. Ia melangkah mendekati anak – anak itu. Anak – anak selalu menyukai balon, pikirnya. Tanpa membuang waktu banyak ia langsung mengambil kesempatan tersebut dan mencoba menarik perhatian. Anak – anak itu masih terfokus pada permainan gurunya, Ibu tua itu tetap setia menunggu saat mereka menoleh dan membeli walau hanya satu balon saja. Menarik perhatian anak – anak tidak semudah yang dibayangkan. Kini cara terakhir menarik perhatian mereka adalah dengan cara melepas beberapa balon ke arah mereka. Dan Hup… seorang anak menoleh lugu dan mulai memainkan balonnya. Sang guru berusaha menarik perhatian anak itu kembali namun anak itu menangis meminta untuk dibelikan balon.  Ibu tua itu tersenyum simpul. Cara ini ternyata cukup berhasil. Beberapa anak lainnya turut meminta hal yang sama. Sang guru kewalahan membujuk permintaan anak muridnya dan akhirnya para ibu yang menemani anaknya mau tidak mau membelikan balon. Empat balon terjual sudah..
Suara adzan dzuhur menghentikan perburuannya. Ia berjalan ke arah mushola yang disediakan dan mulai membasuh air wudhu ke sekujur tubuhnya. Air yang mengalir, menyegarkannya kembali. Ayat – ayat suci mengalir lembut dalam tenangnya pengaduannya pada Sang Khalik. Tidak lupa ia panjatkan ribuan doa untuk kehidupannya dan anaknya kelak di masa depan. Doa penutup yang ia panjatkan adalah semoga Sang Khalik memudahkannya dalam mencari nafkah hari ini demi satu hal yang penting untuk anaknya. Sebuah kado kecil untuk Dika. Cukup sebuah agar anaknya bahagia. Perlahan wajahnya basah disertai sesenggukan yang tidak mampu lagi ia tahan.
            Ibu tua itu kembali berjalan menyusuri Kebun Raya Bogor. Ia kembali menawarkan barang jualannya kepada pengunjung yang baru datang menyesaki tempat ini. Tidak peduli pada teriknya matahari yang berada tepat di atas kepalanya, tidak peduli pada tatapan tidak suka dari beberapa pengunjung yang memandang dirinya rendah karena berjualan balon keliling. Hanya satu yang ia peduli, wajah memelas anaknya tadi pagi yang telah menusuk hatinya seharian ini. Anaknya tidak pernah menuntut apapun darinya selama ini. Dika cukup mengerti keadaan yang menimpa ibunya setelah ditinggal mati oleh almarhum ayahnya tiga tahun lalu. Keadaan yang sangat sulit.
            Dengan semangat, ia kembali meneriakan barang jualannya. “Balon..balon..siapa yang mau beli balon.. tiga ribu saja. Balon Mbak, Mas, Neng, buat anaknya Bu, Pak.. ayo beli balon. Adik mau beli balon?” teriaknya semangat. Tak sia – sia teriakannya yang lantang kali ini. Beberapa pengunjung tertarik membeli balon. Memang benar, do’a yang dipanjatkan dalam kekhusyukan selalu membawa berkah yang tak terkira. Saking sibuknya melayani permintaan pembeli, Ibu tua itu hingga tidak sempat mengelap peluh yang membasahi sekujur tubuhnya. Alhamdulillah, gumamnya pelan.
Waktu sudah menjelang petang. Sebentar lagi jam buka akan segera habis. Ibu tua itu merapikan barang jualannya yang sedikit berantakan. Ia melangkah menuju pintu keluar Kebun Raya Bogor. Tenggorokannya terasa kering sejak tadi siang. Dan air minum yang telah ia persiapkan dari rumah untuk mengirit pengeluaran telah lama habis. Tepat di samping sebelah kirinya, penjual es kelapa muda tampak sibuk melayani pembeli. Ia menelan ludah. Semua uang hasil kerja kerasnya hari ini hanya untuk kado Dika. Bagaimanapun ia tidak boleh memakai uang itu walau secangkir air minum.
Di pinggir jalan tidak jauh dari Kebun Raya Bogor, ia mulai menghitung semua hasil jerih payahnya hari ini. Seribu.. dua ribu.. tiga ribu.. dia mengelap peluh di keningnya. Keuntungan yang didapat hari ini lima ribu rupiah setelah dipotong biaya pembelian balon dan gas. Alhamdulillah... Ucapnya masih bersyukur dengan segala kekurangan yang ia dapati. Ia harus segera pulang sebelum tiba saatnya waktu menjelang tidur. Ia tidak ingin membiarkan Dika menunggunya terlalu lama. Ia berjalan berbeda dengan arah kepergiannya. Langkah kakinya ringan menuju toko buku yang berada di perempat jalan sekitar 5 km dari rumahnya. Melihat cahaya lampu yang masih menyala dari toko buku Senja yang akan ia datangi, menyiratkan sedikit kegembiraan dalam hatinya. Ia masih punya cukup waktu untuk memilih buku yang pantas untuk kado anaknya.
Puluhan buku terpampang rapi di dalam etalase toko. Hingga kebingungan melanda dirinya. Buku mana yang akan dibelinya. Ia kembali menghitung uang yang ada sebelum benar – benar memilih satu buah buku. Seribu.. dua ribu.. tiga ribu.. lima ribu. Kemudian, sebuah buku cerita di pojok ruangan menarik perhatiannya. Warna dan corak cover buku itu, sangat melambangkan sisi Dika, anaknya. Biru laut, ya Dika sangat menyukai warna biru laut. Warna yang menyiratkan ketenangan, setenang Dika yang selalu menunggu dengan sabar kado untuknya selama tiga tahun belakangan ini. Tangannya menggapai buku tersebut dan membaca sekilas isinya. Ia mengangguk tanda akan membeli buku itu. Ternyata harga yang tertera dalam sampul buku tidak sesuai dengan uang yang ia miliki. Huft, ia menghembuskan nafas lemah. Ia kembali harus mencari buku yang harganya sesuai dengan jumlah uangnya.
Setelah berkutat setengah jam, ia pun menemukan sebuah buku saku yang menceritakan tentang dongeng kancil. Dika pasti menyukai buku ini karena selain isi buku yang membuat geli pembaca, gambar di dalamnya menambah nilai plus buku itu. Terbayang di otaknya reaksi Dika kelak. Dika pasti akan sangat senang mendapatkan kado ini. Kado yang sudah tiga tahun diidamkannya. Ia tidak sabar lagi untuk segera pulang dan mendapati wajah riang anaknya.
Ia pun melangkah ke kasir untuk membayar belanjaan yang ia pilih. Sambil menunggu kasir mengetik belanjaan orang di depannya, sudut matanya menangkap seorang anak kecil yang terbaring lemah di depan toko. Melihat anak itu ia jadi teringat Dika. Ia berjalan mendekati anak kecil tersebut. Tubuhnya panas tinggi dan ia menggigil hebat. Tak ada seorang pun yang berniat menolong anak kecil itu. Semua bersikap acuh tak acuh pada kondisi yang terjadi pada anak itu. Muncullah rasa iba sebagai seorang ibu melihat seorang anak kecil menderita seperti itu. Ia tidak dapat membayangkan kalau Dika mengalami hal yang sama dengan anak ini. Ia tidak memiliki uang lagi kecuali uang yang akan ia bayarkan untuk membeli kado kecil untuk Dika. Ia menimang – nimang uang itu sambil sesekali memandangi anak kecil itu. Ia harus memilih, memakai uang itu untuk kado kecil Dika atau menolong anak kecil di depan toko…
Haruskah Dika kembali menunggu kado kecilnya tahun depan? Ibu tua itu menggeleng lemah. Atau haruskah ia bersikap acuh kepada anak yang terbaring menggigil ini di depannya? Ia tidak sanggup memilih. Batinnya sesak terhimpit pilihan yang sangat sulit.






                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       

nyolong cerita dulu ahh....

Rangkaian kata menyusun lirik di tiap paragraf yang kutulis. Cerita ini mengenai sisi kehidupan yang sekiranya tak akan pernah aku temui tanpa kemurahan Tuhan yang menyayangi hambaNya. Terima kasih Tuhan kerena telah memberikan kesempatan bagiku tuk berjalan bersamanya. Merangkai cerita cinta yang sangat indah bagiku dan sekiranya cukup indah baginya begitu pula bagi teman teman kami.

***
Waktu terus berputar hingga akhirnya kutersadar bahwa harapanku tuk memilikinya sangatlah kecil. Aku sadar siapa aku. Aku sadar siapa orang yang saat itu berdiri tegak disampingku. Karena orang itulah aku menyadari bahwa tak ada kesempatan sekecil apapun tuk menghampirinya. Dan semakin sulit pula ketika orang yang sebelumnya aku kasihi dan aku sayangi meninggalkanku tuk sejenak, mungkin, atau untuk selamanya. Tak ada kabar. Tak ada sedikitpun lisan atau secarik tulisan yang ia tinggalkan untukku. Aku bingung. Hal apakah yang harus kuperbuat? Diam tak berdaya. Senar kutarik ketika layangku terbang tersapu angin sore.
Orang yang aku impikan telah memiliki perempuan. Perempuan yang ia puja. Benar kata temanku, “ Buad apa kau menanyakan lelaki itu.? Riyo telah beristri. Bodoh.!!”
Hatiku tiada henti memikirkannya. Walau beristri pula yang kupikirkan. Mendengar kabar mengenai sahabatnya, kegiatan yang ia ikuti dan bahkan organisasinya pun membuatku penasaran. Riyo, Riyo, Riyo, dirimu terus membayangiku di tiap langkah yang kutapaki di bumi ini. Semenjak kau menunjukkan pada khalayak bahwa bumi kita butuh tindakan bukan bualan, tiada henti kubertanya siapakah dirimu sesungguhnya. Tak pernah kudengar kabar tentangmu. Urutan nomor yang kuharap ada di daftar panggilanku pun tak ku temukan. Hingga sahabatmu, Ardi yang kebetulan memang ia adalah anak yang bisa dibilang easy going mulai menyapaku. Hingga Ardi pantas dipanggil sebagai teman. Hubungan pertemanan yang tak lama kemudian berubah menjadi cerita cinta dan tak lama pula berubah menjadi hal bodoh bagiku.
Benarkah Ardi menyayangiku sepenuh hati? Benarkah ia menyisihkan waktu disebagian harinya untuk terisi cerita mengenai aku? Sejenak aku mulai ragu. Mulai mempertanyakan siapakah aku dimata Ardi. Jika benar aku adalah orang yang ia kasihi, mengapa ia menanyakan isi hatiku terhadap sahabatnya? Ataukah jangan jangan Ardi tau apa yang sebenarnya kupendam jauh dalam hatiku?
Hari terus berjalan, waktu tak henti berputar. Orang yang ku kasihi meninggalkanku tanpa sepatah kata. Air mata yang seharusnya tak kujatuhkan kini mulai merambah wajahku hingga mengering dan kembali basah lagi.
Jauh perasaan yang indah itu kubuang.

***
Teman menghampiriku di sore yang indah akan senja matahari di barat langit. Mengajak berbagi suka cita dan bahkan duka tercurah di antaranya. Bersama lebih baik dari pada hanya seorang. Keceriaan, kesenangan, tawa akan kebahagiaan kami jalani tanpa henti. Menyosong hari dan membuatku tegar tanpa kehadiran cinta. Tak kusangka teman yang kuajak bercanda ini memiliki sebuah hubungan dengan seorang yang kukenal. Seorang yang sebenarnya tak mungkin aku miliki.
“Kau kenal dengan Riyo, Li?” kataku.
“Tentu, mengapa tidak. Dia sesosok yang sangat hebat menurutku. Mampu memimpin sebuah organisasi tanpa relasi.”
“Maksudmu?”
“Ardi cuti kuliah. Jelas sudah Riyo seorang diri di Artapala. “
Singkat informasi memberikan gambaran di ingatan ku apa yang terjadi pada seorang yang bekesan di hati. Seseorang yang membuaku terkagum atas cintanya terhadap bumi.
Samar samar kubertanya, “Apakah ia masih beristri, Li?”
“Yah, tak begitu kumengerti jalan pikirannya. Kurasa ia cukup bahagia dengan wanitanya. Bahagia dengan pertengkaran di tiap harinya pula.”
Apakah aku diijinkan menemuinya barang sekali saja, kataku dalam hati sembari berkata “Oh..” pada Lia. Kuberanikan menulis sebuah pesan pendek untuk Riyo melalui alat komunikasi yang sangat unik bagiku. Kutunggu beberapa waktu hingga alat komunikasi itu kembali berbunyi.
Ada apa Munk? Begitulah sebuah pesan yang kembali kuterima. Singkat tapi ada rasa senang dan sedikit tak percaya dengan apa yang kubaca saat itu. Bermula dari pesan pendek itulah banyak kegiatan kulalui agar bisa bertemu dengannya. Hanya memandang wajahnya sangatlah berkesan untukku.
Peringatan hari Bumi pada 22 April tahun ini, tepat satu tahun setelah awal pertemuanku dengannya. Sengaja kuikuti kegiatan pendakian gunung itu, agar kutemui wajah bijaknya. Oh, Tuhan terima kasih atas waktu yang Kau berikan saat itu. Ucapan syukur tak henti bergaung di dalam benakku. Banyak kenangan yang telah terkubur jauh kini timbul lagi di permukaan hariku. Rasa pahit dan manis bercampur menjadi satu. Indah tetapi menyedihkan.
“Itu lo, Munk istrinya Riyo”, kata Lia padaku di tengah kegiatan bersih gunung.
“Ha?” kataku terkejut. Mengapa sangat mirip sekali denganku, kataku dalam hati. Ah, jelas tak mungkin. Ini hanya pemikiranku sesaat saja. Kebetulan yang tak disengaja.
“Halo, Na, salam kenal. Aku Amunk”, sapaku pada seorang gadis cilik berjilbab. Satu kata yang tergambar dalam benakku adalah manis. Pantaslah Riyo menyukainya.
“Oh, Amunk ya. Riyo pernah bercerita tentangmu. Memang kita mirip.”
Hanya senyum kecut yang kuberikan pada gadis itu. Yah, kuharap tak sadar ia akan hal ini. Kucoba untuk mendekati gadis itu. Mencari cari hal yang seharusnya tak boleh kuketahui. Tetapi seiring langkah yang kami lalui bersama, ia mulai bercerita.
“Munk, lama sudah kupendam cerita ini. Tak seorang pun tau. Kini kubuka diri untukmu.”
Berdebar kencang jantungku saat mendengar ucapan itu keluar dari mulut Nana. “Sesungguhnya antara aku dan Riyo telah lama tak ada jalinan kasih seperti dulu. Begitu hampa dan tak bernada.”
“Apakah Riyo telah menyakiti hatimu, Na?
“Tidak juga. Hanya saja ada bayang seseorang kembali muncul di hatiku. Aku jatuh cinta lagi padanya”, katanya sambil tersipu malu dan dengan tanpa rasa berdosa. Sakit hatiku. Orang yang kudamba ternyata dikhianati oleh wanitanya. Aku disini menunggu dan berharap, tetapi ia yang dikasihi malah mencari yang lain. Riyo tetap saja mengulurkan tangan, memberikan pertolongan untuk Nana saat itu. Bagai tertusuk duri dadaku ini melihat apa yang sesungguhnya terjadi diantara mereka. Walau ada sedikit perasaan senang, tapi tidaklah pantas bagiku berbahagia di atas penderitaan orang lain.

***
Selang kegiatan berlalu, kukirim kembali sebuah pesan pendek untuk Riyo. Dan kami saling berkabar. Tak terasa tumbuhlah perasaan aneh antara Riyo dan aku. Sayang? Ah, bukan. Saling percaya? Ah, bukan juga. Kupikir perasaan ini adalah sesuatu yang tak lebih dari sekedar perasaan nyaman saat kami saling memberi. Ia mampu menjawab segala hal yang membuatku bertanya tanya sebelumnya. Begitu pula sebaliknya. Ia begitu mengerti dengan apa yang kuharap.
Tak butuh waktu yang lama bagi kami untuk tau apa yang kami rasa pada saat itu. Indah rasanya. Lebih indah dari apa yang kurasa sebelumnya. Sebuah cerita yang dulu penuh akan kenangan kemudian terhapus kini tergantikan dengan cerita bahagia bersamanya. Batinku terharu dengan segala hal yang kuimpikan sebelumnya. Setitik air mata bahagia jatuh menghiasi wajahku.

***
Kenangan demi kenangan kembali memenuhi isi ruang dan waktu hidupku. Kutorehkan tinta di secarik kertas untuk berbagi kebahagiaan dengan kalian. Bersabarlah akan segala sesuatu. Karena sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha Pemberi.

surat jawaban sahabat


Maaf karena aku terlalu egois dengan mementingkan kepentingan pribadiku saja..
Aku yang tinggalin kamu, di mana saat kamu butuh uluran tanganku meski lemah
Tapi aku buta
Aku buta seakan lupa bahwa sahabatku masih di bawah dan tidak menoleh ke belakang
Aku yang tuli
Yang bahkan tak mendengar jerit hatimu
Dan segala inderaku yang seperti mati
Apa yang aku cari??
Entah, aku sendiri tak tahu
Bahkan ketika sampai puncak perasaanku hampa
Seperti ada yang tertinggal
Tapi apa??
Aku mencoba menganggap semuanya baik-baik saja
Aku pura-pura bersikap tidak ada yang berubah
Dan aku tahu, saat itu aku sadar
Kalau aku sudah membohongi perasaanku sendiri dengan bilang semua baik-baik saja
Padahal aku sudah merusak semuanya
Maafin aku yang tidak bisa menjadi sahabat yang baik
Bahkan rasanya aku tidak pantas disebut sebagai sahabat… Maaf       

wahai kawan...

Kawan…
Sudah tiba saatnya kita dewasa
Mampu memahami beda antara berkah dan musibah
Antara karunia dan petaka
Mana yang semestinya membuat tertawa atau mengalirkan air mata


Kawan…
Mari berjalan bergandeng tangan
Perjalanan ini masih panjang
Gunung, lembah dan sahara menghadang
Jauh lebih mudah kita hadapi
Jika kita tidak sendiri


Dan di sinilah aku
Aku akan berusaha memahami perasaan orang-orang yang kujumpai
Dan memaklumi orang-orang yang selalu marah
Karena belum bisa memahami perasaannya sendiri
Karena di alamlah
Kita mengetahui semua sifat asli orang-orang di sekeliling kita

story to angel's life


Sengaja aku membagi cerita pengalamanku dalam 2 versi :
1.      Versi petualangan  : dalam versi ini aku akan menceritakan kronologis dan rentetan waktu serta kejadian dari awal trip hingga akhir.

2.      Versi perasaan  : versi ini lebih kepada perasaan hati yang terlampau merasa sedih. Entahlah ini berlebihan atau tidak. Tapi bagiku versi kedua inilah yang paling banyak memengaruhi kehidupanku selanjutnya. Kehidupan penuh lika liku.

Versi perasaan part 1 :
Aku senang menghitung hari yang terus mendekati waktu keberangkatanku untuk melakukan perjalanan selanjutnya. Tidak hanya tempatnya sajalah yang istimewa, karena aku telah lama memimpikan sejak lama ingin ke sana, tapi juga karena aku pergi bersama teman sekaligus sahabat yang memiliki cita-cita yang samaserta bermimpi akan pergi bersama berdua. Rasanya seperti mimpi dan tak percaya. My dream comes true. Awalnya aku merasa menjadi jagoan dan emmerintahkan ini itu keadanya agar mempersiapkan diri dalam perjalanan trip to semeru ini. Aku tak tahu kala itu aku merasa prihatin dengan kondisi mereka yang tak pernah olahraga atau hanya ingin meremehkan mereka saja. Tai sungguh ada perasaan lain kala itu yang ternyata jelas kuketahui setelah akhir cerita ini. Waktu sudah di depan mata, kelompok perjalananku bertambah 2 orang yang tidak hanya membantu perjalananku dalam segi fisikku saja namun juga dalam segi psikisku.
Aku geleng-geleng kepala melihat daftar list yang telah aku buat untuk mereka yang meskipun dipenuhi dengan baik tapi belum sempurna. Oke, fine !! sesampainya di tumpng tempat peristirahatan sementara sebelum melanjutkan perjalanan di esok harinya, dia sudah membuat gangguan lewat pertengkaran dengan kekasihnya. Huft,,

04102011

Aku mengalami kejenuhan yang amat sangat..
Kejenuhan menunggu orang yang kusayangi..

Tak ada perkembangan, tak ada berita dan tak jua ada kabar..
Seperti tak mengenal dan aku mulai membenci keadaan ini..
Keadaan dimana aku tak bisa berontak dengan hatiku sendiri..
Dan itu sangat menyakitkan..

Aku belajar bersabar..
Namun aku jatuh juga dalam keputusasaan yang mendera..
Ini bukan diriku yang sebenarnya..
Aku tak bisa mengeksplor sifatku sendiri..
Aku hanya terkungkung pada sesuatu yang tak kusukai tapi memaksa suka..
Semua berasal karena kebodohan yang aku buat sendiri..
Kebodohan mencintai seseorang yang mungkin tak pernah mencintaiku..

Dan sakit itu kembali terulang..
Dalam tangis yang tak dapat kudengar..
Dalam lara yang menekan batinku..
Dalam jiwa yang kembali terjatuh di lubang yang sama..

aku bukan dia...


08072011

Jujur aku tidak seboros yang ada di pikiranmu
Andai aku mampu berkata jujur
Andai aku mampu mengatakan bahwa aku menanam saham untuk masa depan
Andai aku mampu jujur masalah keuanganku sebenarnya
Pastilah tidak sekecewa itu wajahmu memandangku

Aku tahu benar bagaimana perjuanganmu untuk menyekolahkanku hingga perguruan tinggi
Aku tahu semua itu !!!
Namun aku bukan Nisya
Aku bukanlah kakakku dan aku hanyalah aku
Anak ketigamu yang memiliki caranya sendiri dalam mengatur keuangan

Aku punya simpanan tanpa kau ketahui
Aku hanya tak ingin mencari muka di depanmu
Aku ingin melakukan semuanya
Membahagiakanmu, mensukseskan diriku sendiri yang aku tak tahu apakah kamu menyukai caraku atau tidak

Namun yang jelas
Aku mohon, jangan memandangku seburuk itu Umii…

04072011

jujur aku merasa tidak enak pertama kali mengirimkan pesan itu padamu
Kamu menjawabnya dengan ringan tapi aku tak tahu pasti apakah ringannya bahasa balasanmu seringan hatimu meminjamkan tenda yang sama sekali belum pernah kamu pakai
Tapi sungguh aku merasa senang di kala kamu membantu aku dalam kebingungan yang sangat untuk memenuhi peralatan menggapai mimpiku
Mimpi yang telah terpendam selama bertahun-tahun itu, mimpi Soe Hok-gie di akhir hayatnya
Kamu terlalu baik kepadaku, aku bahkan seperti tak mampu membalas kebaikanmu kecuali mencintaimu sepenuh hatiku
Aku khawatir kamu menganggapku hanya memanfaatkanmu saja
Tidak, tidak seperti itu
Sungguh !!
Aku hanya tidak tahu ingin meminta tolong kepada siapa lagi kecuali kamu seorang
Aku telah berusaha untuk tidak terlalu bergantung kepadamu
Tapi entah mengapa rasanya sulit
Dan sampai kini aku masih terus bergantung padamu
Selalu ada saja moment di mana kamu, aku butuhkan
Dan aku tak bisa menyangkalnya…