Selasa, 21 Juni 2011

Tersudutkan....

air mata terus membasahi pipi ini kala kuingat kejadian siang tadi. aku tersudutkan pada sebuah kebohongan yang kukarang bersama sejumlah orang dan aku harus membela diri sendiri. mencoba menutupi kebohongan demi kebohongan yang ada dan tanpa adanya perlawanan dari siapapun kecuali batinku sendiri.
jujur rasa malu itu ada. ada sekali bahkan memenuhi seluruh aliran darahku kala kusadari mereka mengetahui kebohongan yang telah kurajut sedemikian rupa. entah karena aku yang terlihat terlalu polos, atau karena mataku yang tak mampu berbohong seperti dulu lagi.
dan aku mengorbankan seluruh harga diriku terinjak ringan di bawah kakinya. aku seperti ditampar ribuan orang dan dihempaskan ke dalam jurang. hingga kemudian aku muak dan mengakhiri kebohongan itu sendiri dan mengakui kesalahanku. aku tersudutkan.
mereka telah mampu mengambil ketenangan ku dan menguras semua emosiku hingga aku menyerah di antara senyuman mengejek dari mereka. dan semua itu kulakukan untuk menolong semua orang yang berada di balik kebohongan itu sendiri.
memang tak ada yang lebih hina daripada ketahuan berbohong dan semua itu terjadi pada diriku. diri yang di bangun pada sebuah kepercayaan agama tinggi dari kecil oleh kedua orang tuaku dan kini aku menodainya.  maafkan aku bunda, ayah...aku tak mampu jujur di suasana yang aku sendiri tak mampu hadapi. pada saat itu aku merasa harus pergi dari sebuah kejujuran untuk mendapatkan apa yang aku butuhkan. dan kini aku menyesal.
lebih menyesal dari sebuah keadaan yang membuatku tak mampu menatap mentari pagi setegak badanku dulu. rasanya semua mata memandang hina kepadaku. dan aku kembali tersudutkan

Jumat, 17 Juni 2011

getaran itu masih ada

huft, melupakan bukan kata yang sulit untuk diucapkan tapi pada kenyataanya sangat sulit dilakukan. 4 tahun sudah aku mengenalmu lewat cyberspace ini dan telah ku akhiri pertengahan akhir tahun lalu. aku ingin menutup lembaran cerita denganmu. mencoba membuka yang baru dan merangkai sajak-sajak indah yang mampu meringankan jejak langkahku.

6 bulan sudah kutetapkan hatiku untuk tak memandang ke belakang. tak menoleh masa-masa denganmu. karena telah kuakhiri dan tak ingin kukenang. bagiku suatu kebodohan bisa mengenal dan memercayaimu. tapi aku akui getaran itu masih ada kala kulihat namamu ada di dalam daftar teman online ku. ingin ku sapa dan kutanya kabar. tapi sama saja menjatuhkan harga diriku yang telah terinjak di kakimu. tidak, aku telah berjanji untuk mengakhiri segalanya dan tak mau menoleh ke belakang. aku harus konsisten dengan ucapanku yang masih terukir dalam message yang kukirim 6 bulan yang lalu.

getaran itu masih ada walau tak sekencang dulu. tapi jujur kukatakan aku masih ingin tahu siapa kamu dan bagaimana rupa wajahmu dalam kenyataan mataku melihatmu dalam jangkauan pandangan normalku. aku masih penasaran

Kamis, 16 Juni 2011

kesempurnaan hanya milik tuhan

akhirnya selesai sudah perjuangan acara pertamaku dalam dunia ke mapala-an. tidak,  maksudku acara yang digawangi olehku walaupun aku tak sepenuhnya mampu. rasa kesa, sedih, marah, senang menyatu dalam relung kalbu yang tak mampu terucap. hanya senyuman.

tak ada yg sempurna, seperti juga acara orasi HLH ini. tak begitu sempurna namun sambutan senang dari masyarakat yang membangkitkan semangatku kembali. di antara derai tangis dan rasa ingin pergi dari tanggung jawab, aku masih mampu bertahan. tapi tak berhenti sampai disini. aku harus semangat menyelesaikan tugas terakhirku. menanam bibit yang masih tersisa dengan daun-daun yang terus melayu serta menuntut kembali uang bulananku bulan juni ini di pengeluaran matra yang akan tergantikan apabila uang DIPA keluar. aku harus terus semangat. semangkaaaaa......

Rabu, 08 Juni 2011

apa sih konsep menurut kalian itu??

"konsep orasi kamu seperti apa dila?"
pertanyaan itu lagi,,hedeh...
udah gue jelasin berkali-kali kalo saat orasi kita akan jelaskan maksud dan tujuan gue ngadain acara ini. lalu konsep seperti apa yang lo maksud sih??kalo gue gk tahu tolong jelasin dong..gue kan gk ngerti apa-apa !!
gue bikin acara ini untuk kalian, tidak maksud gue untuk kita semua. tapi mana aspirasi kalian??
bantu gue dong di saat gue linglung kayak gini, bukan malah terus bertanya, konsep seperti apa dila?konsepnya apa?kayak gimana....
aaaaarrrrggghhhhhhhhhh...........
aku terus memutar otak sendiri, konsep seperti apa yang mereka maksud? aduh, ngadain satu acara jja sampe sesusah ini, udah kayak daki gunung seribu dan selam lautan..*mulai lebaayyy
online ah, cari orang yang bisa bantu tanpa kritik. satu..dua..tiga gagal semua.
mereka berpikir kalo gue mau demo. heloooooooo...
orasi itu gk cuma demo ya?! orasi gue itu mau ngajak kebaikan bukan mau minta turunkan bbm...
makin ruwet dan males tidur. tapi ngantuk sih hehe...
sabarr....
at 12.10 seorang peri cantik datang dan berikan semua kemudahan. dia ciptakan sebuah konsep dan menjelaskan pada gue yang berasa udah gk punya otak lagi karena mumet di serang kanan dan kiri. semua jadi terang benderang dan gue siap bermimpi indah untuk esok pagi.
awas aja kalo masih bertanya konsep kamu seperti apa dila????
gue ceburin ke empang yang banyak lele kelaperan biar dimakan semua kebodohannya. hiiiiaaaaa.....

Senin, 06 Juni 2011

ucapan itu doa gan !! hati-hati...

Lidah tidak bertulang dan setiap kata yang keluar dari mulut kita adalah hal yang harus diwaspadai.
Baik untuk kebaikan kamu sendiri ataupun orang di sekelilingmu.

Tapi entah pikiran dan kebodohan dari mana malam ini aku menemukan satu akun facebook yang menampilkan seolah ada kematian di sana. Aku bukan main terkejutnya, karena belum lama ini aku baru saja berkomunikasi dengannya melalui ponsel seluler.

Tak butuh waktu lama untuk berpikir, aku langsung menanyakan kebenaran berita tersebut dan berbunyilah dering ringtone handphone kesayanganku. 1 new message, bacaku dalam hati. Sms dari siapa malam2 begini? tanyaku heran.

Aku membukanya dan seperti ini isinya "Dil lo juga bantu gue ya kirim wall seolah-olah gue mau mati dan support gue untuk tetap bertahan hidup, ini gak beneran tapi"

OMAIGOTTTT??????!!
Ketololan apa yang ada di otaknya hingga dia bisa memiliki ide seperti itu. Ucapan itu doa kawan, aku tidak bisa membayangkan kalau benar jadinya ide ketololanmu itu diamini oleh Tuhan yang Maha Menentukan umur kita.
ckckkckckckkc.....

Sabtu, 04 Juni 2011

sampai jumpa di kehidupan yang baru...

pepatah bilang "selalu ada perpisahan dalam sebuah pertemuan".
ya aku tidak pernah memungkiri hal itu dan akan munafik jadinya kalau aku memungkirinya. tak ada sebuah kata pertemuan jika tidak dibarengi dengan perpisahan dan aku telah mengalaminya berkali-kali. ketika harus berpisah dengan teman SD, lalu SMP, SMA dan teman-teman lainnya yang kutemui di mana pun aku melangkah

pantaskah kau pergi di saat acara yang kubuat belum terlaksanakan??pantaskah kau lari dan tak menoleh di saat aku ingin mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam atas semua bantuan moril dan segudang ilmu yang kau punya demi kelancaran acara ini??

bukan aku tak memahami keadaanmu, bukan aku tak memahami keseriusanmu dalam menjalani hidup baru, bukan..bukan karena itu. tapi lebih kepada aku ingin ini menjadi momen terakhir kebersamaan keluarga baruku bersamamu. tempat yang telah kujadikan kedua di hatiku setelah keluargaku sendiri.

rasanya baru sedikit ilmu yang mampu kuserap dari dalamnya ilmu yang kau punya. aku malu, sungguh malu rasanya ketika aku harus terus-terusan bergantung padamu. bertanya ini itu layaknya manusia bodoh tak memiliki otak, aku malu ketika harus mengeluarkan jurus memelasku di depanmu agar kau mau membantuku. tapi semua itu bukan tanpa alasan sedikitpun. semua itu beralasan. sangat malah...

kamu lebih kupercayai, lebih mampu memahami, dan lebih dalam ilmu serta tak mahal memberi. aku tidak ingin membandingkan dirimu dengan yang lainnya. aku tahu semua memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan itulah kelebihan yang kamu miliki yang selalu mampu membuatku menjadi lebih dewasa serta tegar menghadapi semua ini.

jujur saja aku sudah kagum padamu sebelum aku mengetahui dirimu yang sesungguhnya. aku mampu membaca kemurahan hatimu tapi sayang aku baru lebih mengenalmu tak lebih dari 4 bulan sebelum perpisahan ini.

huft, aku selalu menyerah pada takdir. kali ini aku tidak ingin memaksakan diriku untuk meminta kehadiranmu di acara pertamaku. tapi harapan itu masih ada. karena aku rasanya masih berhutang banyak padamu. hutang yang tak mampu aku bayar dalam bentuk uang.bukan karena terlalu banyak hutang itu tapi karena terlalu besar nilainya hingga milyaran rupiah pun tak mampu menggantikannya.

sampai jumpa di kehidupan yang akan datang dimana kita memiliki cerita-cerita baru yang lebih banyak sehingga aku tak pernah bosan mendengar ceritamu walau terkadang dirimu berusaha lucu malah menjadi jayus.

*cepet sembuh ya mas, jauhkan dirimu dari barang yang tak berguna itu. sudah ku bilang tak pernah ada baiknya kau menghisap barang itu. hanya merusak kehidupanmu dan masa depanmu. selamat berjuang dalam pertempuran yang sebenarnya..:))

kapan bisa jalan sama kalian lagi...

we with ceafs in teluk semut


beres-beres mau pulang


 pose sebelum ke teluk semut


 say good bye in last journey


seperti tak mampu berpisah

Dia yang berbeda

aku menemukannya dalam ribuan teman yang ku punya di dunia maya. Kami memiliki kesukaan yang sedikit banyak sama walaupun tidak dalam hal makanan. dia tidak menyukai sayuran yang aku suka. tapi buatku itu tidak pernah menjadi masalah dalam pertemanan kami.

Bagiku setiap orang itu berbeda termasuk juga dia tapi perbedaan itu semakin terasa mencolok ketika ketikan demi ketikan chat yang ia kirimkan sampai di ruang mayaku. Dia berbeda, bukan seseorang yang mampu kudekati dengan baik dan bukan orang yang mampu kujauhi dengan baik pula. Sebagai orang yang easy going menurut temanku, aku tidaklah pernah sulit mengkondisikan diriku di dalam pertemanan baru tapi tidak dengannya. sulit ya sangat sulit membuat ia bercerita siapa dirinya, bagaimana keluarganya, dan semua mengenai pribadinya. Dia hanya mampu bercerita lancar mengenai organisasi yang dicintainya. Yang berkembang di jalur yang sam-sama aku suka pula.

Setelah sedikit banyak aku mengetahui dirinya, dia ternyata bukanlah manusia yang sama sifatnya dengan diriku. dia adalah seorang yang introvert. tidak mampu berkata,tidak mampu terbuka bahkan kepada keluarganya sendiri. sungguh aku akan tersiksa jika menjadi dirinya. sebenarnya dia juga merasa seperti itu tapi apa daya ia tak mampu menjadi yang lain. tak mampu...

dia berbeda dan aku seperti terseok dalam permainan hidupnya. mencoba menggali lebih dalam kepribadiannya namun aku semakin terkukung dan tidak bisa lepas di kala aku ingin keluar dari semua ini.

dia menjauh, entahlah tapi pikiranku tentangnya tak pernah menjauh selalu bersama dirinya yang aku kenang dalam setiap pertemuanku di malam hari di depan pagar kostku.

suatu hari kita berada di suatu acara yang sama, aku memanggilnya tapi tak pernah ia menolehkan pandangannya ke arahku. sakitt...

aku coba berpikir positif, mungkin dia tidak mendengarnya, gumamku dalam hati. tapi hingga akhir acara dan ia melihatku. hanya tolehan sejenak lalu sibuk berbincang dengan kawan sepermainannya. huhuhuu....

mungkin aku salah?tapi salah apa??tak ada yg tahu akan jawabannya kecuali dia semata.

aku ingin melepaskan bayangannya dalam ingatanku tapi apa daya mimpi-mimpi tentangnya malah semakin menari nari dalam malamku yang sunyi. bayangan dirinya di depan pagar tampak semakin jelas dan harum parfumnya kutemui di setiap sudut kamarku.

aku tak bisa melepaskannya dalam kegelisahan yang semakin mendera. dia tidak pernah tahu atau mungkin tak mau tahu. entahlah..

dia sungguh berbeda...

Kamis, 02 Juni 2011

pulau sempu----seribu cinta untukmu

berawal dari sebuah pesan di situs jejaring sosial Facebook. seorang yang tak pernah kukenal mengirim pesan berisi ucapan terimakasih karena aku telah meng-add dia menjadi temannya. jujur pada saat itu aku heran. pasalnya, aku adalah orang yang paling malas menambah teman yang tidak aku kenal. aku terus bertanya-tanya dan mulai membuka profilenya. pada saat itu dia memasang foto yang berlatar belakang sebuah gunung. aku sangat ingin mengembara gunung-gunung sehingga rasa penasaranku semakin membesar. aku lihat foto di albumnya dan terkejutlah aku kala aku melihat dia dan teman-temannya berfoto di sebuah pos bertulisakan Ranu pane. sebuah pos menuju gunung semeru. gunung yang aku dambakan setelah membaca novel 5cm. thanks to dony yang udah bikin aku jadi tergila-gila dengan semeru. penjabaranmu tentang gunung semeru di novelmu begitu memukau. kembali ke cerita awal, aku lalu memberikan comment semua foto-fotonya dan tak disangka pada saat itu dia juga sedang online. lalu berlangsunglah sebuah percakapan panjang mengenai beberapa hal. dari mulai pengenalan diri, hobi, hingga tempat-tempat menarik yang wajib dikunjungi. dengan iseng aku katakan jikalau dia ingin pergi ke tempat menyenangkan itu. ajak lah aku untuk ikut serta. hari-hari lalu kujalani seperti biasanya.
Dan dia mengatakan akan mengunjungi sebuah pulau di selatan kota Malang. Kala itu aku bimbang akan ikut serta atau tidak. Pikiran aneh mulai menyelimuti diriku tentang dirinya. Perkenalan yang begitu singkat.
Hari-hari kujalani seperti biasanya. Namun aku masih penasaran dengan sosok dirinya, teman facebook-ku. Dua hari kemudian kubuka facebook-ku dan menemukan sebuah pesan dari dirinya. Dia menanyakan kesungguhanku untuk ikut serta dalam perjalanannya nanti ke pulau tersebut. Entah dirasuki cenayang dari mana aku mengiyakan pertanyaannya. Setelah membalas pesannya dengan menuliskan nomor ponselku serta agar lebih mudah memberikan info selanjutnya, aku kembali diterkan rasa kebingungan yang amat dalam. Akan pergi bersama siapakah aku nanti?? Setidaknya aku harus memiliki teman yang mampu kuajak berbincang dan telah mengenalku lebih lama kalau-kalau aku hanya menjadi obat nyamuk saja. Ku ajaklah ka Retno, teman SMP kakaku dulu yang kebetulan satu kost denganku. Awalnya dia menolak ajakanku karena aku pergi bersama orang yang belum pernah kukenal sebelumnya. Tapi aku tak penah kehilangan akalku, ku suruhlah dia untuk membuka terlebih dahulu foto-foto pulau sempu yang telah banyak beredar di dunia internet. Setelah melihatnya, kulihat rasa menggebu-gebu untuk menginjakkan kakinya di pasir putih tersebut ada pada wajahnya. Ia pun mengangguk tanpa keraguan. Syukurlah… ucapku dalam hati.
Waktu terus berjalan dan perjalanan menuju pulau sempu semakin dekat untuk dihadapi. Aku pun menuruti setiap perintahnya untuk memnuhi daftar barang yang perlu kubawa nanti. Dikarenakan aku tidak memiliki tas ransel yang cukup kuat untuk menampung barang-barangku selama 5hari 4 malam, dia berjanji meminjamkan aku tas ransel. Awalnya kukira ia hanya membual semata karena 2 hari sebelum hari H dia tak juga ada kabarnya. Rasa penasaranku semakin membuncah dan kutanyakan kesungguhannya kembali 1hari sebelum hari H. dan ia berkata akan mengantarkan tasnya esok hari saja karena hari telah larut dan ia tadi ketiduran. Aku menolak dan meminta ia mengantarkannya hari ini saja karena aku tak suka mengundur waktu packing. Sesampainya ia di café tempat ka Retno bekerja, aku memperhatikan dirinya dengan seksama. Tak ada tampang seram atau jahat yang kubayangkan, yang ada hanya wajah bulat dengan rambut keriting ikal serta tubuh sedikit gempal. Kini aku mulai sedikit mampu bernafas lega walaupun aku tahu aku tak boleh menghilangkan rasa waspada sedikit saja oleh orang yang tak kukenali.
Esoknya, aku sempatkan diriku untuk mengikuti satu mata kuliah saja sebelum aku membolos untuk beberapa hari ke depan. Semua persiapan sudah selesai, tinggal keberangkatan saja. Jantungku kembali berdegup kencang. Ini kali pertama aku melakukan perjalanan keluar kota dengan orang yang tak kukenali serta ke tempat yang juga asing bagiku. Aku berdoa dalam panikku dan mencoba mengatur nafas sedemikian hingga aku kembali menangkap ketenangan dalam langkahku. Perjalanan pun kembali dimulai dari café tempat ka Retno bekerja. Di sana kami dijemput untuk kembali berkumpul dengan orang-orang yang akan melakukan perjalanan tersebut. Perjalanan dimulai pukul 9 dari stasiun Poncol. Aku, ka Retno, Sunu, mas Pringgo dan mbak Tika.


kinanti yang hilang part 2

Aku terbangun dari tidurku dengan tubuh dibanjiri peluh. "Mimpi ini lagi" gerutuku dalam hati.
"Siapa kinanti itu?? aku seperti mengenalnya dalam mimpiku. tapi tak pernah mengenalnya secara nyata." demi mengembalikan kesadaranku secara utuh. kugapai handuk di depan kamar mandi dan merasakan permainan air membasahi sekujur tubuhku. air selalu membangkitkan semangatku untuk melakukan aktivitas. air juga yang mengingatkanku pada kenangan pahit 5 tahun silam ketika aku masih berada di aceh. kenangan itu tak pernah pupus dalam ingatanku. betapa tidak, peristiwa 5 tahun silam telah merenggut jutaan jiwa yang aku kenali dan aku sayangi. keluargaku, tetanggaku, guru-guruku, dan sahabatku, Nindya. kesendirian selalu membuat ku merasa sepi dan tak berguna. "akh, kenangan itu selalu membuka luka yang begitu menyakitkan."
setelah selesai bermain air. aku melanjutkan kegiatan pagiku, sarapan. sepiring nasi goreng dengan telurmata sapi yang setengah matang cukup mengenyangkan perutku.
entah mengapa hatiku tertarik membaca koran di pojok ruangan. sudah berapa lama aku tak membaca berita? rasanya lama sekali. semenjak rasa trauma itu menjalar aku tak pernah mau mengetahui kabar apapun. koran ini lusuh sekali. kulirik tanggal penerbitannya. 2 tahun yang lalu? waw, cukup lama juga ini koran.

iseng kubaca beberapa halaman dan aku menemukan suatu yang menarik perhatianku. Permata yang tenggelam. begitu judul yang kubaca. mengisahkan seorang gadis muda yang tinggal di rumah sakit jiwa setelah peristiwa tsunami aceh. Apa?? Tsunami aceh?
kenapa lagi-lagi selalu berita tentang tsunami aceh. langsung kulipat koran itu dan aku pergi. sudah cukup kenangan itu kukubur dalam-dalam.