aku menemukannya dalam ribuan teman yang ku punya di dunia maya. Kami memiliki kesukaan yang sedikit banyak sama walaupun tidak dalam hal makanan. dia tidak menyukai sayuran yang aku suka. tapi buatku itu tidak pernah menjadi masalah dalam pertemanan kami.
Bagiku setiap orang itu berbeda termasuk juga dia tapi perbedaan itu semakin terasa mencolok ketika ketikan demi ketikan chat yang ia kirimkan sampai di ruang mayaku. Dia berbeda, bukan seseorang yang mampu kudekati dengan baik dan bukan orang yang mampu kujauhi dengan baik pula. Sebagai orang yang easy going menurut temanku, aku tidaklah pernah sulit mengkondisikan diriku di dalam pertemanan baru tapi tidak dengannya. sulit ya sangat sulit membuat ia bercerita siapa dirinya, bagaimana keluarganya, dan semua mengenai pribadinya. Dia hanya mampu bercerita lancar mengenai organisasi yang dicintainya. Yang berkembang di jalur yang sam-sama aku suka pula.
Setelah sedikit banyak aku mengetahui dirinya, dia ternyata bukanlah manusia yang sama sifatnya dengan diriku. dia adalah seorang yang introvert. tidak mampu berkata,tidak mampu terbuka bahkan kepada keluarganya sendiri. sungguh aku akan tersiksa jika menjadi dirinya. sebenarnya dia juga merasa seperti itu tapi apa daya ia tak mampu menjadi yang lain. tak mampu...
dia berbeda dan aku seperti terseok dalam permainan hidupnya. mencoba menggali lebih dalam kepribadiannya namun aku semakin terkukung dan tidak bisa lepas di kala aku ingin keluar dari semua ini.
dia menjauh, entahlah tapi pikiranku tentangnya tak pernah menjauh selalu bersama dirinya yang aku kenang dalam setiap pertemuanku di malam hari di depan pagar kostku.
suatu hari kita berada di suatu acara yang sama, aku memanggilnya tapi tak pernah ia menolehkan pandangannya ke arahku. sakitt...
aku coba berpikir positif, mungkin dia tidak mendengarnya, gumamku dalam hati. tapi hingga akhir acara dan ia melihatku. hanya tolehan sejenak lalu sibuk berbincang dengan kawan sepermainannya. huhuhuu....
mungkin aku salah?tapi salah apa??tak ada yg tahu akan jawabannya kecuali dia semata.
aku ingin melepaskan bayangannya dalam ingatanku tapi apa daya mimpi-mimpi tentangnya malah semakin menari nari dalam malamku yang sunyi. bayangan dirinya di depan pagar tampak semakin jelas dan harum parfumnya kutemui di setiap sudut kamarku.
aku tak bisa melepaskannya dalam kegelisahan yang semakin mendera. dia tidak pernah tahu atau mungkin tak mau tahu. entahlah..
dia sungguh berbeda...
Bagiku setiap orang itu berbeda termasuk juga dia tapi perbedaan itu semakin terasa mencolok ketika ketikan demi ketikan chat yang ia kirimkan sampai di ruang mayaku. Dia berbeda, bukan seseorang yang mampu kudekati dengan baik dan bukan orang yang mampu kujauhi dengan baik pula. Sebagai orang yang easy going menurut temanku, aku tidaklah pernah sulit mengkondisikan diriku di dalam pertemanan baru tapi tidak dengannya. sulit ya sangat sulit membuat ia bercerita siapa dirinya, bagaimana keluarganya, dan semua mengenai pribadinya. Dia hanya mampu bercerita lancar mengenai organisasi yang dicintainya. Yang berkembang di jalur yang sam-sama aku suka pula.
Setelah sedikit banyak aku mengetahui dirinya, dia ternyata bukanlah manusia yang sama sifatnya dengan diriku. dia adalah seorang yang introvert. tidak mampu berkata,tidak mampu terbuka bahkan kepada keluarganya sendiri. sungguh aku akan tersiksa jika menjadi dirinya. sebenarnya dia juga merasa seperti itu tapi apa daya ia tak mampu menjadi yang lain. tak mampu...
dia berbeda dan aku seperti terseok dalam permainan hidupnya. mencoba menggali lebih dalam kepribadiannya namun aku semakin terkukung dan tidak bisa lepas di kala aku ingin keluar dari semua ini.
dia menjauh, entahlah tapi pikiranku tentangnya tak pernah menjauh selalu bersama dirinya yang aku kenang dalam setiap pertemuanku di malam hari di depan pagar kostku.
suatu hari kita berada di suatu acara yang sama, aku memanggilnya tapi tak pernah ia menolehkan pandangannya ke arahku. sakitt...
aku coba berpikir positif, mungkin dia tidak mendengarnya, gumamku dalam hati. tapi hingga akhir acara dan ia melihatku. hanya tolehan sejenak lalu sibuk berbincang dengan kawan sepermainannya. huhuhuu....
mungkin aku salah?tapi salah apa??tak ada yg tahu akan jawabannya kecuali dia semata.
aku ingin melepaskan bayangannya dalam ingatanku tapi apa daya mimpi-mimpi tentangnya malah semakin menari nari dalam malamku yang sunyi. bayangan dirinya di depan pagar tampak semakin jelas dan harum parfumnya kutemui di setiap sudut kamarku.
aku tak bisa melepaskannya dalam kegelisahan yang semakin mendera. dia tidak pernah tahu atau mungkin tak mau tahu. entahlah..
dia sungguh berbeda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^