Sabtu, 29 September 2012

Sabar Itu Indah





Aku turut bahagia dengan pengumuman kemarin. Empat orang temanku dinyatakan sudah resmi diterima di radio Imelda FM. Tinggallah aku dan ketiga temenku yang lain. Entah mengapa aku tidak merasa tertinggal. Meskipun aku tahu semestinya aku bisa jadi bagian dari keempat yang resmi diterima itu tapi karena kesalahanku minggu lalu. Semua jadi diundur.

Tapi Allah selalu memberikan kebenaran Nya. Jika aku memang benar berjodoh dengan cita-citaku, aku pasti akan mendapatkannya. Sekarang atau nanti semua sama saja. Yang beda hanyalah kesabaran yang kita punya. Bukankah semakin kita sabar semua akan lebih indah. 

Menjadi seorang penyiar adalah resolusiku di tahun lalu. Kalau Allah mengamini doaku, itu berarti resolusiku berhasil. Kalau tidak juga bukan berarti resolusiku gagal. Hanya saja diberikan yang lebih baik di lain waktu dan di tempat yang berbeda.

Aku hanya butuh bersabar. Aku sudah pernah bersabar lebih lama dari ini. Masa tinggal dua bulan lagi, aku gak bisa sabar?? Gak mungkin kan ^^

Semangat untuk kita semua teman-teman training. :D

Hati-hati di Jalan Kalau Anda Tidak Ingin Miskin mendadak




#Sekedar sharing derita mahasiswa akhir bulan#

 
Bertepatan pada tanggal 15 september 2012 ini, saya berencana melihat kondisi adik junior saya yang sedang melakukan ekspedisi di salah satu pulau kecil sebagai tahap akhir pelantikan jadi anggota MAPALA. Kami ber 8 dan berbonceng dua sehingga membutuhkan  4 motor. Dalam perjalanan, saya ditilang di sebuah daerah. Pelanggaran yang saya lakukan adalah berjalan pada jalur mobil. Ketika itu saya mengendarai motor. Bingung juga sih, kenapa diuntit polisi, setelah dijelaskan saya baru mengerti. Dia menjelaskan kesalahan saya. “Kamu tahu kesalahan kamu apa?” sok tegas “enggak pak”. “Kamu berjalan di jalur mobil semestinya motor berjalan di sisi kiri.” Saya melihat kondisi sekitar. Buat kalian yang melakukan perjalanan dari arah barat dan bukan orang asli setempat. Kamu pasti akan melakukan kesalahan yang sama seperti saya. WHY????

Rambu-rambu semestinya motor berjalan disisi kiri jalan di pasang diantara rimbunan pepohonan dan dipasang dekat dengan lampu merah. So, apa yang kalian lakukan ketika melihat lampu merah yang sudah berwarna hijau dari kejauhan?? Pasti langsung jalan lurus terus kan !! Kondisi di sana sendiri, penuh dengan truk-truk besar pengangkut berbagai macam bentuk barang dan itu sangat mengganggu pengguna motor.

Setelah itu, kami digiring menuju tempat pos polisi yang berada di kanan jalan dekat putaran ke ring road. Saya melihat sudah ada sekitar 2 atau 3 motor *saya lupa* yang terjaring karena kesalahan yang sama. KESALAHAN YANG SAMA. Saya ulangi lagi agar lebih jelas. Ehemm….
#satu temen saya berhasil kabur dari pandangan polisi jadilah 3 motor ditilang.

Kalian bisa menilai sendiri, kesalahan ada pada siapa. Kecuali kalau peraturan yang ada buat sengaja dilanggar dan para oknum bisa menilang sesukanya *mau jerit.

Setelah itu polisi langsung mengeluarkan surat tilangnya. Dengan tegas saya minta slip biru. Kenapa?? Karena dari banyak sumber yang saya baca, kita diminta untuk meminta slip biru agar denda yang kita bayarkan masuk ke dalam kas negara dan turut andil dalam mengurangi angka korupsi. Dan menurut dari sumber yang saya baca pula, penyelesaian tilang menggunakan slip biru hanya dengan membayar denda kita ke Bank BRI yang tidak sampai melebihi 50ribu lalu barang yang disita bisa langsung diambil di ditlantas. Oke, itu sangat memudahkan saya sebagai mahasiswi pas-pasan.

Awalnya pihak polisi menolak keinginan saya dan menyuruh saya menerima slip merah. Setelah berdebat beberapa lama dengan berbagai alasan, dia pun menyerah. Ditulislah berbagai macam tulisan yang jujur saya tidak begitu jelas membacanya kecuali nama saya yang ditulis dengan caps lock dan bold. Salah satu teman saya yang tidak mau repot, langsung minta damai di tempat dan dikenakan denda 70ribu. Denda “damai” yang cukup besar menurut saya. Kalo di tempat asal saya, ditilang hanya didenda sekitar 25-50ribu aja.

Karena beberapa keperluan, akhirnya saya baru bisa mengurus seminggu setelahnya. Pergilah saya ke BRI di tempat saya sekarang tinggal dan dijelaskan bahwa saya harus membayar ke BRI yang ada di daerah sana dengan denda maksimal terlebih dahulu lalu kemudian ikut sidang dan kembali lagi ke Bank BRI meminta uang sisanya sesuai putusan pengadilan .  -__________- 

Dari situ perasaan saya udah enggak enak. Ada yang enggak beres. Masa mau mengurangi angka korupsi aja harus ke tempatnya langsung. Untung waktu tempuh dari tempat saya tinggal hanya satu jam. Kalo saya berada di jarak tempuh 2 jam, atau 5 jam atau bahkan membutuhkan 3hari 2 malam. Harus berapa banyak uang yang saya bayarkan demi sebuah kebaikan??  (-__-“). Yang lebih bikin bingung, kenapa saya harus mengikuti sidang lagi kalo sudah membayar ke BRI. Ternyata seperti itu yang ditulis dalam slip biru saya. Masih mengikuti sidang. Bener-bener bikin repot dan dipersulit. *gerrrrrr*

Saya patuh dan menurut saja, di tengah panas terik matahari yang tepat di atas kepala saya. Berangkatlah saya dengan teman saya yang juga kena tilang pas perjalanan seminggu lalu. Kami langsung mencari Bank BRI. Sesampainya di Bank, kami langsung diberikan petunjuk oleh petugas Bank cara pembayarannya.  Pergilah kami ke teller dan dikenakan denda maksimal 500ribu. Uang yang sangat besar buat kami seorang mahasiswa. Sepertiga dari uang semesteran saya dan kalo dimanfaatkan dengan lebih baik uang itu bisa mengambil 8 sks untuk semester pendek saya akhir tahun ini.

Setelah membaca lagi slip biru saya, jadwal sidang saya baru akan dilaksanakan tanggal 9. Itu berarti masih 2 minggu lagi. Dan saya harus balik lagi ke sana. Tandanya kuliah saya akan terbengkalai. Untuk itu kami memutuskan untuk langsung menuju ditlantas setempat. Menceritakan kronologis yang ada dan TET TOT. Saya berada dalam masalah besar.

Uang saya tidak akan pernah kembali. Pasal yang dijatuhkan sama petugas polisi pada saat penilangan adalah pasal terberat yang ada. Dan saya memang harus membayar 500ribu. Ini sangat tidak sebanding dengan kesalahan saya. Pihak ditlantas memberi “nasehat” agar saya lain kali meminta slip merah saja dan disidang karena biaya yang dikeluarkan akan lebih murah meski repot.

Sumpah, ini bikin saya pengen ngamuk saat itu juga. Tapi saya masih normal dengan menahan emosi. Kisah yang saya dapat tentang KUHP pelanggaran lalu lintas tidak kurang dari 50ribu, kisah tentang slip merah dan slip biru, dan slogan “KAMI SIAP MELAYANI ANDA” yang selalu terlihat di sudut jalan. Tidak ada yang tahu mana yang benar dan mana yang salah. Mungkin semua tergantung daerah, atau pangkat atau bahkan zodiak anda. ENTAHLAH…

Kutipan informasi:
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela dirisecara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat.
Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang... Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan dikejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang..
SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda.
Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening BRI. (Link infohttp://www.tmcmetro.com/news/2011/11/surat-tilang-slip-biru-dan-slip-merah)
Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNKkita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang.
Tahu kenapa? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.
(Share dari group Facebook. Ditulis oleh Budi Usman. http://www.facebook.com/notes/istri-solehah/tips-kena-tilang-polisi/10150511764572655)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukti_pelanggaran          

Sabtu, 22 September 2012

A L L A B O U T U S




D’Masiv - Natural

ku suka kamu apa adanya
senatural mungkin aku lebih suka
ku suka kamu begini saja
bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya
aku hidup di dunia
ingin tenang baik-baik saja
bersamamu aku bisa melewati itu

bukan aku yang mencarimu
bukan kamu yang mencari aku
cinta yang mempertemukan
dua hati yang berbeda ini

ku suka kamu apa adanya
senatural mungkin aku lebih suka
ku suka kamu begini saja
bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya

Kita adalah Rasa yang Rahasia



Jingga semburat senja
melukiskan gambaran hati
Tanah air dan udara
menegaskan berulang kali (Ammir – Aku Jatuh Cinta)



aku tak yakin memang ketika kamu datang dan menyapa pagiku yang berembun
aku hanya menoleh tersenyum dan kembali melihat landscape di ujung pelita yang terlampau indah
kamu terus mengajakku berbincang hingga aku menoleh untuk kedua kalinya
kali ini tatapanmu dalam
menahan gerakku hingga aku buta selain melihat dirimu

kamu mengajakku berjalan di kesejukan sore
menyentuh angin yang dulu kulupakan
tersenyum pada dunia yang lebih luas dari yang kubayangkan

kini kusadar ada rasa yang mendesak ingin terucap
namun kelu di ujung mulut
saat kue kesukaanmu kau perkenalkan
saat itu kutahu
kita bukanlah hanya sepasang teman

kita adalah rasa yang rahasia
kita adalah pencuri
kamu mencuri hatiku
aku mencuri hatimu

Ketidakpastian Malam



hati sungguh tak bisa menahan lagi
selalu resah menghantui
menjadikan kelam di setiap malam
(Embun - Rindu) 


Aku rindu petang

Aku rindu warna jingga

Hingga kulecutkan seluruh pakaian demi menantimu pulang

Di ketidakpastian malam