Ketika kita memiliki perasaan sayang kepada
seseorang, pastilah kita ingin menjadikan dirinya satu-satunya yang berada di
hati kita. Tak ada yang lain, tak ada pengganggu apalagi yang bisa
menggantikan. Begitu sebaliknya yang kita inginkan dari orang yang kita sayang.
Kita ingin dia hanya mengingat kita, di hatinya hanya ada nama kita hingga tak
boleh dia tertawa lepas dengan orang lain selain sama kita. Harus cerita semua
tentangnya sama kita, biar kita tahu apa yang terjadi pada dirinya. Tak boleh
ada yang ditutup-tutupi hingga di hidupnya cuma kita lah yang terpenting setelah
keluarganya.
Begitulah sisi lain mencintai
seseorang. Ada efek samping “pemaksaan” yang jika tidak diikuti akan ada efek
lain yang lebih besar. Kata halusnya sih mencoba menjaga perasaan orang yang
kita sayang dan mencoba saling mengerti. Semakin tinggi pohon tumbuh maka akan
semakin tinggi pula angin yang berhembus. Seperti itu pula lah cobaan yang
dihadapi dalam hubungan kasih sayang. Semakin mencintai seseorang terhadap
kita, maka akan semakin besar pula rasa cemburu yang ia punya.
Besar dampak cemburu yang dipunya
oleh seseorang ketika ia ingin menjadikan kita satu-satunya dalam hidupnya. Ia selalu
curiga dengan orang yang ada di sekitar kita, terlebih jika dilihat kita
memiliki tingkat kenyamanan yang menurutnya “kurang wajar”. Hemmm..
Itulah yang kini aku rasakan. Rasa cemburu
itu. Terkadang bahkan ketika kita merasa cemburu, selalu terbersit sedikit
ketidakadilan. Tidak adil karena tidak bisa bergaul dengan siapa saja seperti
dulu. Merasa tidak adil karena ketika kita yang merasa cemburu, kekasih kita
bilang “aku hanya teman biasa sama dia”. Huft, itu ciri-ciri ketidakadilan dalam
memiliki rasa cemburu.
Bolehkah cemburu itu sepihak?? Kamu aja
yang boleh cemburu, aku enggak. Atau bahkan aku doang yang boleh cemburu kamu
enggak. Buatku itu salah satu ketidakadilan jenis kedua. Cemburu itu begitu
hebatnya. Memaksa kita untuk sekedar patuh pada suatu hal yang sebenarnya tidak
terjadi apa-apa.
Kamu. Ya, kamu yang berada di ujung
pulau sana. Semoga kamu tidak lupa bahwa ada satu nama yang membuatku gelisah
jika melihatnya dalam beranda facebookmu. Kamu. Iya kamu seorang yang selalu
menegaskanku bahwa kamu dan dia hanya beradik-kakak, tidak lebih. Kamu. Masih tetep
kamu, sayangku, yang entah tahu atau tidak rasa cemburuku tetap ada meski kamu
bercerita menjelaskan semuanya panjang lebar. Tak bolehkah aku cemburu?? Mungkin
aku salah jika cemburu padamu yang begitu mencintaiku.
Aku. Ya, aku yang kini mengetikkan
kata-kata dengan sedikit emosi terkadang kau batasi gerak lingkup pertemananku.
Aku. Masih tetap aku yang kamu sayang dan menyayangimu, tapi kamu putuskan tali
pertemananku dengan orang lain yang kau anggap memiliki peluang meski sedikit,
nantinya menaruh hati pada orang lain. Dan aku mencoba menerimanya, jika itu
membuat hubungan kita baik-baik saja. Aku. Wanita yang berada jauh darimu, yang
ingin berteriak cemburu dan entah benar atau tidak hatiku bertanya apakah kau
mengerti mauku. Apa boleh aku cemburu sama seperti kamu cemburu kepadaku??
Plakkk ! aku menampar wajahku sendiri
hingga memerah. Sakit sekali. Tapi aku yakin sakit dan merahnya di pipiku tak
pernah bisa menggantikan sakit hatimu yang dulu kulukai dan kini coba kau
obati. Masa lalu itu, sungguh menyiksaku. Memaksaku untuk bersabar dan menerima
apa yang terjadi. Salah sendiri cari
gara-gara, makiku pada diri sendiri.
Huft, aku tidak boleh menuntut. Aku hanya
boleh menerima apa yang terjadi. Kamu tidak akan melakukan apa yang dulu pernah
kulakukan. Yang perlu aku lakukan kini hanya bersikap baik dan mencoba terus
menerus bahkan hingga merayap sampai aku kehabisan tenaga untuk bisa
mendapatkan kepercayaan penuhmu kembali.
Maafkan aku. Maafkan luka yang dulu
kutorehkan. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri. Sungguh, tidak
hanya kamu yang marah atas apa yang dulu kulakukan. Tapi diriku sendiri pun
merasa hal yang sama. Aku marah pada diriku sendiri karena bodoh dan terlalu
jahat bisa membuatmu kini bahkan hilang kepercayaan kepadaku.
Maafkan aku, kumohon.
(*aku senang kamu kini berteman baik
kembali dengan wanita manis itu. Semoga hubungan pertemanan kalian tidak pernah
putus. I wish.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^