Jumat, 06 Desember 2013

enggak tahu mau ngasih judul apa

Di suatu malam gue pernah bertanya pada diri gue sendiri. Sebagai seorang wanita, pantaskah gue menjadi seorang istri dari calon suami gue nanti yang masih disimpan oleh tuhan?
Menurut dari ilmu yang pernah gue pelajari sih, setiap manusia memiliki pasangannya masing-masing. Ya, gue bakal berpasangan dengan lelaki yang pas suatu saat nanti. Menurut kata orang juga, wanita terlahir dari tulang rusuk pria. Lalu kalau jumlah wanita saja lebih banyak dari para pria. Bagaimana nasib ‘sisa’ wanita yang ada? Apakah mereka lahir begitu saja tanpa rangkaian susunan rusuk lainnya? Ataukah mereka lahir bersamaan namun sudah ditinggal terlebih dahulu menghadap tuhan? Ya keyless kasian bingittt
Entahlah. Agak bertanya sendiri sih dalam hati. Lantaran semakin hari jumlah wanita semakin banyak di sekeliling gue. Dari mulai beberapa kelas yang gue datengin di semester akhir ini, pembangunan kost yang mayoritas perempuan sampai kru radio di mana gue bekerja. Semua wanita dan minimum jumlah lelakinya.
So, gimana nasib para ‘sisa’ wanita lainnya? Hidup dengan ke”melasan”kah? Hidup dengan takdir tak bersuamikah? Atau malahan tuhan sudah merancang para wanita untuk berbagi suami dengan yang lainnya saking minimum? Emang mau elo dimadu???
Aduh, agak sulit menerka bagaimana tuhan menuliskan nasib seseorang. Tapi nih, masalah yang lebih pelik dari semua ini. Gue ngerasa kayak gak pantes aja punya seseorang yang bakalan hidup di samping gue selamanya. Bayangin ya boo, di umur gue yang udah 20an gue ngerasa masih aja kekanak-kanakan. Terlebih gue ngerasa setelah gue menjalin kisah kasih asmara. Hemmm.. jangan ditanya sifat yang dulu gue gak pernah ngerasa keluar semua di sana. Gimana gue yang terlalu lebay dan over childish. Deuh, gue sampe menyebutnya over. Entahlah, apakah ini dari pendapat orang atau tidak tapi yang jelas begitu sih yang gue pikir. Tapi sebenarnya emang gini gak sih cewek kalo di samping laki-laki? Minta diperhatiin mulu trus ngambek kalo enggak? Atau cuek-cuek aja elo mau ngapain kek yang penting kita udah punya status? Duh, apa sih sebenarnya? Jadi tambah ruwet deh.
Lalu dengan gue yang seperti ini, masih pantaskah gue mendapatkan lelaki yang baik. Enggak muluk-muluk sih gue. Yang penting bisa nerima sifat gue. Tapi emang ada ya??
Hemmm.. Cuma tuhan yang tahu.

Itu baru omongan seputar hubungan kearah yang lebih serius. Trus kalo udah nikah dan gue punya anak. Pantaskah gue menjadi seorang ibu? Ini yang berat. Dulu gue pernah berpikir, dengan pernikahan dan kelahiran seorang anak, lantas akan mengubah secara naluriah sifat seorang wanita soalnya dari yang gue lihat gitu broohhh. Tapi nih ya, ada sebuah pendapat yang bilang kalo di saat muda aja elo udah kekanak-kanakan, elo gak akan pernah jadi dewasa karena elo udah kebiasaan dengan sifat elo itu. Nah loh, jadi bingung kan gue. Terus gue harus percaya yang mana?
Dari beberapa yang mengalami sih gue melihat banyak banget perubahan yang terjadi di antara temen-temen gue yang udah dipanggil mommy sama anaknya. Mereka cuyyyy, jangan ditanya. Sabar masya allah. Keibuan tingkat tinggi meskipun keusilan beberapa temen gue yang udah mommy-mommy itu enggak pernah ilang. Tapi mereka berubah. Dan ketika ditanya bagaimana perubahan itu bisa terjadi. mereka pasti akan bilang kalo semua itu berubah secara naluriah begitu saja.
Sisi keibuan akan keluar seiringan dengan keluarnya bayi dari rahim seorang wnaita. So, bisa gak sih gue kayak gitu? Masih bertanya sih gue. Masalahnya pernikahan dan menjadi seorang ibu bukanlah permainan yang kalo kalah atau making mistakes bisa reply ke pertama kali permainan. Kalo elo udah kecebur di dunia pernikahan dan jadi seorang mommy, lo harus terima konsekuensinya apapun itu termasuk perubahan elo dalam sifat atau sifat elo yang ternyata gak berubah. Duh kok gue jadi serem ya bayanginnya.
Gue bisa kok berubah. Tapi percaya enggak elo ??
Hush, jangan percaya sama gue. Percaya sama tuhan aja , biar gak dibilang musrik haha..
Eh eh bentar-bentar. Emang ada ya yang bisa mengubah sifat? Bukannya yang bisa diubah Cuma sikap? Tuh kan tambah bingung aja kan gue. Jadi bisa gak sih perubahan wanita yang tadinya kekanak-kanakan menjadi dewasa saat mereka punya anak? Kemungkinan sih 50:50 ya. Ada yang bisa dan ada yang enggak. Kira-kira gue masuk dalam golongan yang mana ya? Gak bisa golput juga sih hahaha…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^