Haiii nadia..
Aku masih ingat percakapan kita
beberapa hari yang lalu. Percakapan yang membahas antara aku dan dirinya. Makasih
ya nad, udah memuji hubungan kami. Makasih juga udah merasa iri.
Mungkin di mata kamu hubungan kami
baik-baik saja. Kamu salah nad. Kami selalu menemukan jalan buntu. Aku. Aku yang
membuat jalannya terlihat buntu.
Kamu tahu mungkin hari ini semuanya
sudah berakhir. Benar-benar berakhir. Hubungan yang membuatmu iri. Hubungan yang
bikin kamu berpikir bahwa hubungan yang kamu punya jauh lebih buruk daripada
milikku.
Kamu salah nad. Hubungan kamu jauh
lebih baik dari milikku. Aku sudah mengakhirinya hari ini.
Aku selalu membesar-besarkan masalah
kecil. Dan dia mungkin lelah. Oh tidak tidak. Aku yang lelah. Ya begitulah dia
mengatakannya padaku. Aku bahkan gk tahu nad apa aku lelah atau tidak. Yang jelas
kata-katanya hari ini bikin aku mematahkan begitu saa cita-cita kami yang
kuceritakan padamu. Oh nadia, semoga kamu bukanlah aku. Wanita yang dengan
gampang menyerah pada keadaan.
Tahu gak, dia bahkan meragukanku
untuk mempertahankan hubungan kami jika berlanjut serius. Bagiku itu sebuah
kutukan. Mungkin aku tidak akan menikah nad. Atau pernikahanku akan berantakan
gara-gara ulahku sendiri.
Nad bersyukurlah atas apa yang kau
miliki. Aku selalu menuntut. Aku jarang bersyukur dan di sinilah aku. Aku udah
jatuh nad. Aku udah tersungkur. Aku gak bisa bangkit lagi. Aku malu ketemu kamu
nad. Mungkin aku gk akan ketemu kamu lg nad. Makasih ya atas pertemanan
singkatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^