kalau bicara tentang cita-cita atau pun harapan. semua orang pasti punya cita-cita atau harapannya masing-masing. begitu juga dengan aku. ketika aku ditanya apa cita-citaku, aku dengan percaya diri tingkat dewa akan menjawab lantang bahwa aku bercita-cita menjadi penyiar radio. muluk banget gak sih??
hahahha...
entahlah, aku gak peduli seberapa muluk keinginanku untuk menjadi penyiar radio yang kalau dilihat dari basic pendidikanku gak ada yang mengarah kesana. aku hanya memanfaatkan kelincahanku dalam berkata-kata. bahasa gampangnya sih cerewet. ya, aku memanfaatkan kecerewetanku untuk digunakan sebagai kunci pertama menjadi penyiar radio.
memang sih, mewujudkan cita-cita kita gak segampang dengan kecerewetan aja tapi aku punya satu senjata yang menurut aku ini udah ampuh banget. aku punya good will. keinginan baik untuk terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baruku.
di sinilah aku. di waktu-waktu yang mepet sekali. hanya hitungan jam saja semua tampak lebih jelas. usahaku yang aku lakukan, pengorbanan selama sebulan tanpa jalan-jalan dan berkorban kehilangan banyak waktu luang. akan ditentukan besok siang. ketika mbak arin ketua mentor training radio yang aku lamar mengumumkan siapa saja yang beruntung.
mungkin sedikit penjelasan ya. sebulan yang lalu tepat pada pertengahan mei, kak retno, temanku, mengirimkan wall di dinding facebook ku memberitahukan tentang info mencari kerabat siar baru buat radio imelda fm. aku yang awalnya tidak begitu mengerti apa itu imelda menjadi penasaran dan mulai mendengarkan frekuensinya yang berada di 104.4 fm semarang. sebenarnya sih, gak sebuta itu aku tentang imelda. kenapa? karena saat aku menginjak akhir semester satu, aku sempat mengikuti workshop tentang radio yang diadakan oleh kampusku dan salah satu pembicaranya adalah penyiar imelda, mas fahmi sadja. awalnya ragu banget buat mengirimkan lamaran ke imelda. gimana tidak, aku lupa cara burning sampel suara ke cd. akhirnya dengan berbekal laptop pinjeman sunu aku mulai mengerjakan sampel suara yang sebenarnya jelek banget dibandingkan dengan smapel suara riskak temenku yang aku ajak atau lebih tepatnya menyeretnya untuk ikut serta dalam melamar pekerjaan ini.
oke, aku yakin gak lolos, ini hanya coba-coba aja, begitu pikir awalku. tuhan berkehendak lain. aku ditelepon untuk tes tertulis dan wawancara. padahal sebelumnya aku sudah mau nangis teleponku datang telat dan lebih sore dibandingkan riskak dan aku terus mengikuti prosesnya hingga aku diterima di training selama sebulan.
gak mudah memang, aku masih nol dan hanya di training selama sebulan. harus cepat belajar dan harus banyak kesabaran. ya, aku berusaha semua itu. aku belajar banyak hal dari mulai pengertian penyiar itu sendiri, format radio imelda, bikin program sendiri, belajar bikin script radio hingga beljaar take suara.
sumpah mumetttt...
tapi balik lagi ke good will awalku. aku pengen jadi penyiar dan harus jadi penyiar. semua proses. inget loh ini bukanlah lamaran yang pertama. aku udah ditolak empat stasiun radio di semarang yang aku sukai.
aku mencoba menikmati semua prosesnya. menikmati smeua omelannya. menikmati beberapa pujiannya dan terlebih menikmati teman-teman barunya. wow,, mereka keren-keren sampe malu kalau mereka udah dengerin suara ku yang at least gak bagus-bagus amat.
ya, hasil dari usaha aku sebulan ini bakal diumumin besok dan itu menakutkan sekali.
aku hanya bisa pasrah dan doa. sing penting wes usaha owk