Rabu, 09 Mei 2012

untaian kata



Gue gak bohong sungguh. Gue memang ingin mengatakan sesuatu sama lo pas hari ulang tahun lo. Andai saja lo bisa meyakinkan gue bahwa keputusan untuk pulang adalah yang terbaik maka gue akan pulang. Tapi sayang lo sama sekali gak bisa memberikan gue keyakinan. Gue sekarang mengerti kenapa persahabatan dawai bisa berantakan, gue sekarang mengerti kenapa dulu Gebi bisa mengkhianati persahabatn kita dengan memfitnah gue dari belakang. Menurut gue itu semua muncul karena rasa tidak biasa yang hadir ketika gue berada di tengah-tengah antara lo berdua. Itu semua muncul karena rasa perhatian yang terbagi dua. Gue menggantikan posisi Tania di tengah lo berdua. Di situlah muncul rasa kesedihan yang teramat dalam sehingga dia mampu melakukan hal yang tak semestinya dilakukan. Kini gue paham, karena gue merasakan itu semua. Gue merasakan perasaan Gebi pada saat itu. Perasaan tidak biasa dan perhatian yang terbagi. 7 tahun kita bersama bahkan jarak tak pernah menjadi penghalang persahabatan kita selama ini. Bahkan sampai nyokap gue hapal di luar kepala bahwa perjalanan gue dihabiskan bersama lo. Tapi sungguh seperti kata pepatah, semakin tinggi sebuah pohon maka akan semakin kencang pula angin yang berhembus. Seperti itulah yang terjadi sekarang. Gue merasakan cobaan yang teramat berat pada persahabatan kita yang telah lama terjalin. Gue harus membiasakan diri untuk terbiasa dengan kehadiran orang baru. Gue harus terbiasa melihat lo menoleh dua kali di dalam bioskop. Gue harus terbiasa mengendarai motor sendiri dan berjalan di depan atau di belakang kalian berdua. Gue harus terbiasa lo lebih memilih dia daripada gue walaupun ini bukanlah sebuah pilihan. Yang lebih harus gue terima adalah kita terpisah saat kita ingin menggapai puncak yang kita impikan dari 6 tahun lalu. Gue mencoba menunggu lo kala di awal pendakian hingga ke tengah tapi saat mencapai puncak gue  lihat lo sama sekali tidak menoleh ke belakang. Gue butuh pegangan lo walaupun gue tahu kita sama-sama lemah. Tapi lo terlalu sibuk dengan keadaan lo sendiri yang gak bisa gue sentuh. Gue mau memanggil nama lo tapi entah kenapa suara gue seakan hilang tertelan hembusan angin gunung. Saat itu gue merasakan rasa putus asa yang teramat dalam karena merasa telah kehilangan pegangan sahabat gue sendiri. Gak ada yang harus gue perjuangkan kembali. Walaupun impian menggapai puncak bersama sahabat seperti cerita novel 5cm melekat erat dalam benak gue. Sudah bisa sampai semeru pun cukup mampu mengobati keinginan gue selama ini. Tapi apa perlu gue memaki lo dan menyalahkan keadaan?

Gak!! Sama sekali gak perlu. Kehidupan itu terus berjalan dan gue juga harus menerima setiap perubahan yang ada di sekitar gue termasuk lo. Gue gak mengerti kenapa gue bisa merasa seperti ini. Apakah lo merasa gue berlebihan? Terserah lo. Karena menurut gue kita memiliki sudut pandang yang berbeda. Tapi inilah gue, gue yang gak bisa menyimpan semuanya dari lo. Lo tahu kenapa gue lebih memilih berjalan sama mas polet daripada lo? Karena gue gak mau menunjukan rasa ini sama lo. Gue lebih baik menghindar karena seperti yang gue bilang sama lo, lo seperti memiliki kehidupan lain yang gak bisa gue sentuh. Tapi gue terus bertahan memahami apa yang sedang terjadi. Gue gak mau menghancurkan persahabatan yang telah terjadi selama angka kesayangan lo itu.

*ditulis tanggal 22 juli, pertengahan bulan kelahiran kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^