hidup itu penuh pilihan dan pilihlah jalan sesuai hati kita, begitu ucapan orang bijak kepadaku. memilih pendakian di gunung yang cukup lama kunanti dengan gunung yang baru diperkenalkan padaku beberapa saat cukup membuatku bimbang. sikunir atau gede??
alhasil pilihanku jatuh pada gunung gede. gunung dimana soe hok gie selalu menginjakan kakinya di sana. menghabiskan masa mudanya sambil menghilangkan penat dari keruwetan birokrasi pemerintah yang tak pernah ada habisnya.
perjalanan pun dimulai dari jam 18.30 tepat tanggal 5 april. sunu menjemputku di kontrakan dengan semua barangnya yang sudah berjejal di dalam carrier. aku dengan semua kebutuhan yang kurasa cukup sampe tiga hari ke depan sudah siap. kami langsung menuju stasiun poncol dengan menggunakan motor sunu. demi mengirit dan memudahkan kami pulangnya kembali dari jakarta. sesampainya di stasiun kami pun kalang kabut karena bunyi sirene kereta telah berkumandang dan uang parkir motor kami keluarkan sebanyak 25ribu untuk 5 hari kedepan. kami pun segera berlari mengejar kereta. dua orang temen sunu (mas ridho dan badarudin) telah menunggu di depan pintu masuk dan segera memberikan tiket masuk kepada petugas sesaat melihat kami mendekat. jadilah perjalanan empat orang anak muda dengan niat masing-masing dan tujuan yang sama hahhaha...
jam 3 pagi kami sudah sampai di stasiun jati negara. menurut panitia, itu stasiun terdekat dari beskem panitia. kami pun sedikit linglung dengan arah rute beskemnya. karena penjelasan yang kami dpat dari panitia belum cukup meyakinkan kami. kami pun coba menghubungi panitia dan rombongan rahma temanku yang juga ikut acara ini di jakarta. sayang, karena jam segini waktu paling enak buat menjelajah dunia mimpi maka tak ada satu pun yang terbangun dengan dering telepon. alhasil kami menyerahkan semua nasib dengan rute yang diberi panitia. kami pun menaiki metromini 506 dengan harga 2ribu dan berhenti di pangkalan terakhir. dari situ kami mulai kebingungan untuk melanjutkan perjalanan karena panitia hanya bilang untuk naik bajaj dan lurus terus sampe beskem. waktu masih terlalu pagi untuk jam operasional bajaj kami pun mengikuti peruntungan dari feeling masing-masing dan terus berjalan hingga berada di kecamatan cakung. kami pun semakin pusing karena perjalanan kami bukan menuju cakung melainkan pondok kopi. salah jalaaaannnn >.<
akhirnya karena badan yang sudah tak bisa diajak jalan lagi dan harus cepat sampai di beskem, mas ridho dan badar pun bertanya dengan orang sekitar alamat beskem jejak. ternyata eh ternyata kami telah kelewatan saat naik metromini tadi dan harus berjalan sekitar 5 km hingga menemui bioskop buaran. sayang, kesulitan tidak berhenti sampai di situ saja. kami masih bingung mencari tempat yang dituju. maka saat bertemu dengan halte, kami memutuskan untuk menunggu sambil kembali menelpon rahma. jam 6 lewat rahma baru bisa dihubungi dan menghampiri kita beberapa menit kemudian.
cerita kupersingkat hingga keberangkatan yang kami lalui dengan mobil tronton ABRI. tiga tronton sekaligus dalam satu perjalanan. luar biasa ^^.... *prokprokprok
sesampainya di beskem gunung putri kami pun packing ulang sambil mengisi persediaan air. packing sudah, semua barang siap tinggal foto-foto. cheersss...
perjalanan sesungguhnya pun dimulai. awal mula jalan seneng, ngos-ngosan dikit karena gak pernah olahraga. tapi masih tahan. biar gak kerasa banget nafas yang keseret-seret, aku coba ngobrol sama mas fajar, temennya mas ridho yang ketemuan langsung di beskem jejak. cuma ngobrol sebentar tapi malah tambah ngos-ngosan. oke, diam saja hahha..
lama kelamaan langkahku berjalan lambat. formasi yang tadinya di awali badar, aku, mas fajar, mas ridho lalu ditutup sunu jadi berubah menjadi badar, mas ridho, mas fajar, aku lalu sunu. padahal kondisi masih di perkebunan. baru sebentar udah kacau formasi jalannya. di tengah perjalanan aku berhenti untuk sekedar foto pemandangan sekitar (biar gak ketahuan capeknya hehe..). mereka bertiga di depanku sudah terlampau jauh kira-kira 10 meter dariku. aku mulai berusaha mengejar tapi apa daya, mereka seperti kebut gunung dan aku merangkak gunung. kacau >.<
jalan, berhenti foto-foto lagi hingga akhirnya berjalan bersisian dengan sunu yang tadinya terlampau jauh dariku. bosan jalan sendiri pikirku. sampai di track yang seperti tangga, sunu mulai mengeluh dengan kakinya yang suka kram sendiri. aku sabar nunggu. dia jalan aku lebih cepet lagi jalannya sampai akhirnya jarakku dan sunu mencapai 20 meter dan dia tak terlihat. oke, aku tunggu karena gak ada barengan lagi yang aku kenali. satu menit, lima menit hampir sepuluh menit lebih kagak juga nongol. aku pun mulai SKSD sama kelompok lain. melas-melas kehilangan temen jalan dan ngintil siapapun yang ada. semua berjalan normal sampai akhirnya jam menunjukan pukul 7 malam. semua kondisi gelap dan aku masih ngintil kelompok lain. aku mulai ngerasa ada yang gak beres dengan tubuhku. aku geleng-geleng kepala, mencoba positive thinking tapi ternyata benar aku sakit. masuk angin di gunung gak banget sumpah. pengen muntah gak bisa dan ini nyiksa. mau ngeluh sama siapa?? mau minta tunggu sama siapa?? mereka yang aku intilin bukan siapa-siapa. yang lebih benar adalah aku bukan siapa-siapa mereka. kenal pun enggak, hanya sedang dalam perjalanan yang sama gak lebih. aku mencoba tahan. perjalanan ganti orang-orang yang aku intilin dari panitia sampai terakhir wahyu, salah seorang peserta yang setelah mengobrol ternyata dia tinggal di belakang penjara cipinang. perjalanan terberat ada saat jam menunjukan waktu pukul 9 malam. aku semakin gak bisa nahan rasa mual ini dan sialnya gak muntah-muntah. orang yang kutemui di jalan menyadari apa yang sedang kualami. mereka membantuku sebisanya dari mulai ngasih vitamin C, kurma sampai rela menemani kujalan. pukul setengah 11 aku mulai putus asa. aku memutuskan untuk berhenti dan menyuruh mereka melanjutkan perjalanan tanpa aku. biar aku menunggu sweaper aja, jawabku kala itu saat ditanya. awalnya mereka menyetujui keinginanku dan mulai melanjutkan tapi hanya berselang dua puluh detik hingga mereka berpikiranan bahwa keinginanku untuk tinggal sendiri tanpa teman adalah bodoh. mereka memintaku tetap melanjutkan perjalanan walau pelan-pelan saja. sebenarnya bukan tanpa alasan aku memilih keputusan tadi. aku tahu mereka merasa terbebankan dengan kondisiku yang buruk ini. akhirnya aku mulai berjalan lagi pelan-pelan tapi kesel. temen-temenku dimana semua?????????? sunu gak nyampe-nyampe dan ketiga cowok yang berjalan duluan udah gak ketahuan lagi kabarnya. rahma dkk apalagi. hedeh....
jam sebelas kami bertemu dengan panitia. panitia bilang bentar lagi nyampe dan satu kelompok yang berjalan denganku dan wahyu mengikuti langkah panitia. aku dan wahyu semakin tersudutkan di belakang dan kehilangan jejak lagi. alhasil satu jam berikutnya kami hanya berdua. wahyu yang juga udah gak kuat lagi berjalan sama lambatnya kayak aku. lima menit jalan sepuluh menit tidur di jalan dan terus berulang hingga sampai di hamparan padang edelweis. aku mulai bernafas lega, ini tandanya waktu untuk merebahkan badan tak berlangsung lama. tapi ternyata aku salah. hamparan padang edelweis terlalu luas. dan kami berdua tidak pernah kesini. panitia pun tak jelas dimana keberadaannya. kami mulai teriak memanggil-manggil. tapi semua itu sia-sia, suara kami hanya dijawab gemaan. dan ingin rasanya aku menangis. pengalaman macam apa ini????
aku mulai berkeliling dari bawah, naik ke undakan bukit turun lagi ke dekat aliran air hingga bertemu dengan salah satu panitia bernama alex. dia juga tampak bingung dengan keberadaan temannya. kondisi juga cukup ramai, ada anggota pendaki lain yang mendirikan tenda di situ dan banyak sehingga semakin sulit membedakannya. waktu yang sudah larut semakin menyulitkan semuanya. kami pun beristirahat di sekitar aliran sungai kecil. mereka berdua menawariku makan, kutolak halus. lambungku gak bisa menerima makanan. sepuluh menit istirahat, aku mulai menggigil dingin. angin yang kencang dan uap air yang naik dari aliran air sungai menambah suasana dingin kala itu. kami pun mulai mencari lagi. mereka berjalan di depanku. aku mulai terseok dan terseok melangkahkan kaki lemahku. hingga semuanya berakhir, rasa mual itu berakhir dan aku berhasil muntah. pahit sekali ...
alex yang prihatin dengan kondisiku mulai menuntunku. memperhatikan setiap langkahku dan berharap menemukan kelompokku secepat mungkinmenghindari kemungkinan terburuk lainnya. selang sepuluh menit aku pun kembali meneriaki semua nama. "Mas Ridho, badar, mas fajar, rahmaaaa..."
terdengar sahutan dari salah satu tenda dan itu adalah suara sahid salah satu teman rahma. aku yang sudah tinggal 15 % kekuatan langsung membanting tasku begitu saja di luar tenda, membuka cepat sepatuku dan masuk ke dalam tenda. sahid pun membuatkan makanan dan minuman hangat. setelah semua kumakan, aku pun merebahkan tubuhku. terlelap.
jam setengah 8 aku mulai membuka tendaku. kondisiku sudah kembali pulih. sahid dan sosyi yang menjadi teman tidurku malam tadi, mulai terbangun dengan gerakanku. aku mulai menanyakan keberadaan yang lainnya. sahid pun menjelaskan rahma, kiki dan kohar beserta ketiga cowok temanku itu berada jauh dari tempat sahid mendirikan tenda. sahid pun berinisiatif memanggil mereka sembari mengisi air yang habis di sungai kecil tadi malam. aku mulai memasak minuman hangat dibantu rosyi. selang bebrapa menit saja mereka datang. aku pun menggebu-gebu menceritakan kondisiku kemarin malam. mengenaskan pendapat mereka. tak lama kemudian sunu datang, ternyata ia malah baru sampai jam 3 pagi tadi dan menumpang di salah satu tenda peserta. kami pun mulai memasak. dari sop kebanyakan bakso daripada sayurnya, ikan asin terenyah sampai nasi yang pulen tiada bandingnya bikinanku*lebay mode on.
masak-masak sudah, makan pun udah sekarang poto-poto lagi. kegiatan hari ini hanya dihabiskan untuk menikmati alam dan makan. bayangkan, aku sehari bisa makan 5 kali makan. drastis dan brutal hahhaha...
makan pertama adalah makan spagetti punya sunu, setelah dia kelaparan menunggu nasi yang lama matangnya. makan kedua, makan nasi sop dan ikan asin sepiring berempat sama mas Ridho, mas Fajar dan Badar. so sweettt..
makan ketiga adalah makan mie setelah sempat tertidur sebentar siang harinya (kali pertama di gunung ada istilah tidur siang). makan keempat adalah makan makaroni punya sunu di sore hari dan terakhir makan nasi goreng dua rasa yang enaknya bukan main. brutal memang tapi semua makanan tidak bisa saya tolak hehehe...
di sore harinya panitia mengadakan pembagian doorprize dan aku dapat celana. aseeekkk..
lebih asek lagi karena dari 90 lebih peserta hanya 25 orang beruntung yang mendapatkannya. dan yang terberuntung adalah salah satu peserta dari bandung, dia dapat sepatu yang harganya melebihi harga yang harus ia bayarkan untuk bisa ikut acara ini. selamat boss
tak banyak yang bisa dilakukan tapi tak banyak yang harus disesalkan. kegiatan hari ini hanya mengagumi keindahan padang edelweis yang walaupun mekar pun belum tapi tetap memesona. sungguh ^^
keesokan paginya jam 5 kami pun mulai melanjutkan perjalanan menuju puncak. hanya butuh 45 menit dan puncak sudah di depan mata. hebat kawan sungguh...
aku sampai rela membiarkan semua teman-temanku sibuk dengan masakan paginya sedangkan aku menikmati keindahan semuanya. menyimpan sebanyak mungkin gambaran dunia kedamaian seperti yang kulihat pagi itu. potrait puncak yang damain tanpa semua keruwetan. aku seperti menumpahkan isi hatiku. tertawa dalam hati sendiri, menangis dalam hati sendiri dan berbincang dengan alam lewat hembusan angin paginya. tak lama memang karena semua mulai mengganggu meditasiku pagi itu. mulai dari poto paparazi hingga diajak ngobrol. hilang sudah keinginan untuk sendiri. akhirnya aku mulai menyatu dengan mereka ketika makanan matang. menghabiskan makanan yang banyaknya tak bisa dihabiskan sepuluh orang. setelah diberitahu panitia bahwa perjalanan kita nanti akan melewati air terjun, kami pun mulai melanjutkan perjalanan. sesekali berpoto dan berlari mengejar waktu agar bisa lebih lama menikmati kegiatan terakhir perjalanan ini. kami melewati jembatan setan, air panas dan bertemu dengan air terjun setelah berbasah-basah ria karena diguyur hujan diperjalanan.
tak kalah indahnya air terjun dengan puncak. semua membawa kedamaian di hatiku yang telah lama gersang. poto-poto lagi. dan batre camera digitalku habis saat itu juga. camera digital rahma ikut-ikutan. tinggalah kamera sunu yang belom terpakai, sayang yang bawa kameranya hilang. badar dan mas fajar gak jelas keberadaannya. capek liat pemandangan yang gak bisa lagi diabadikan di kamera yang udah minta istirahat semua, kita pun kembali ke pos pancayangan tempat semua beristirahat. dan mulai melanjutkan perjalanan. perjalanan dari puncak menuju beskem cibodas menghabiskan waktu hampir 7 jam setelah ditambah waktu refreshing di air terjun. cukup lama untuk jalur turun sebuah gunung. sesampainya di beskem aku pun mandi di sebuah masjid di sana. segar rasanya setelah tiga hari tidak mandi. dilanjutkan makan, mencharge handphone dan membalas semua sms yang terhambat masuk karena sinyal yang jelek. karena kami memesan tiket kepulangan ke semarang untuk hari senin maka diputuskan untuk menginap di beskem jejak sehari. kami naik tronton urutan terakhir setelah menunggu setelah menunggu salah satu peserta yang memiliki bobot badan berlebih malah sangat berlebih sampai beskem cibodas jam 12 malam.
esoknya kami menghabiskan waktu dengan menonton film the raid di bioskop buaran dan barulah pulang menuju semarang.
yihaaaaaaaaa....