“Bingung mulainya dari mana...”
Begitulah kalimat pertama yang
aku utarakan ketika kamu memintaku untuk menulis lagi. Terlalu banyak yang
ingin tertulis. Terlalu banyak yang tersimpan dan terpendam di hati. Mungkin sebagian
kamu tahu. Sebagian lagi tidak. Begitu pula aku mengenalmu. Sebagian mengenali
dan sebagian lagi masih jadi teka teki.
Dua tahun sudah berlalu. Di acara
terspesial kita, kamu pun lupa dan aku tetap memelukmu dengan cinta. Ya,
mungkin lelaki diciptakan bukan untuk mengingat hari kapan bersatunya dua
cinta. Semoga saja kamu tercipta untuk mengingat setiap memori yang tercipta
agar lupa bukan jadi suatu alasan cinta terhapus begitu saja.
Aku ingat sebuah kalimat. Ketika kamu merasa kesal atau bahkan jenuh
dengan pasangan, ingatlah momen terindah yang tercipta di antara kalian berdua.
Itu yang selalu aku lakukan belakangan ini. Aku membuka setiap lembaran cerita
indah kita. Melihat kembali bagaimana raut wajahmu tertawa. Bagaimana cemberut
di wajahku tercipta karena keusilanmu yang tanpa jeda. Atau raut wajah lelah
kita setelah seharian mencipta rasa. Namun di balik semua itu, ada cinta yang
begitu erat terbentuk.
Aku ingat bagaimana tangan kita
saling bepegangan erat meski kini masalah pegangan tangan jadi masalah pemecah
di antara kita berdua. Aku ingat bagaimana perjuangan masing-masing dari kita
untuk saling menjemput dekapan. Meski kini jarak yang dekat terasa jauh di
mata. Pohon yang tinggi semakin kencang diterpa angin, bukan? Ya itulah yang
aku tahu. Dan itu pula yang sedang terjadi di antara kita.
Angin terlalu ribut menerpa kita.
Bahkan aku masih menggigil menahan terpaan angin padahal aku sudah mendekap
erat di pelukanmu. Semoga ini menguatkan kita. Semoga ini membuat rasa kita
semakin terjaga. Semoga saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^