Aku
terus menghitung waktu. Waktu kebersamaan kita, waktu perpisahan kita dan waktu
saat kita bertemu kembali. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu. Masih lama
sekali untuk menjalani waktu dua minggu berikutnya. Rindu di pelupuk mata
begitu memberatkan. Bahkan teknologi canggih sekalipun takkan mampu mengurangi
rindu yang terus menggerogoti tubuhku yang semakin kuyu.
Seakan
tertatih menunggu waktu pertemuan kita. Kita coba mengurangi rasa rindu dengan
saling berbicara dan memandang dalam layar kecilku. Namun rasanya semua takkan
mampu menyalurkan rinduku yang semakin menggebu. Tak ada sentuhan lembutmu dan
sialnya satu kata mampu kubenci saat itu. ‘sinyal’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^