menatap padang gurun sahara
dalam fatamorgana hidup yang fana
bergelombang debu kesana kemari
kinanti tertunduk sambil sesekali menyeka keringat yang terus membasahi sekujur tubuhnya..sudah berapa lama dia di sana??tak pernah ada yang tahu. hanya ia dan pasir gurun yang mampu menjawabnya. apa yang ia lakukan di sana? tak ada jua yang tahu. ia hanya menggeleng jika ditanya. hanya menoleh jika dipanggil setelah itu tertunduk dalam-dalam. sesekali ia mengukir gambar di pasir yang hanya barang sedetik sudah disapu oleh angin gurun.
selang beberapa saat aku melihatnya, ia pun berdiri lunglai, seperti tak mampu untuk kembali tegak. ia berjalan mengikuti hembusan angin yang terus menerus menggoyangkan rambut keritingnya. aku mencoba mengejar langkahnya tapi derapan langkah kakiku yang secepat kijang tak mampu menggapai tangan kinanti yang berjalan perlahan, bahkan lebih pelan dari detik jam di kamarku.
kinantiii...aku terus berteriak memanggilnya.
aku ingin menyapanya. sekedar bertanya kabar atau basa basi yang sudah tak jaman lagi. tapi kinanti kini tak menoleh. hanya berjalan lurus ke depan dengan kepala sedikit tertunduk.
ada apa kinanti? teriakku dalam hati.
mencoba mengenang awal pertemuan aku dulu dengannya.
tepat di padang gurun yang sama, aku kehabisan air untuk perbekalan pulang. kinanti sedang berjalan berkeliling. mungkin sebuah kegiatan yang sangat aneh. mengelilingi padang gurun sahara??
tak ada seorang pun yang memercayai kegiatan rutinnya ini, tapi aku mencoba memahami walau setengah hati. ia menatapku lesu dan langsung memberiku sebotol air mineral. aku terheran-heran. aku sama sekali belum menyebutkan nama, alasan aku di sini dan ..dan kenapa dia bisa tahu aku kehabsan perbekalan air minum??
meski tak percaya dan hampir ingin melarikan diri dari hadapannya karena mengira ia dukun atau peramal atau apapun itu yang berhubungan dengan segala sesuatu yang mistis. tapi aku mencoba tersenyum kepadanya yang hanya dibalas dengan wajah masam lalu pergi. belakangan aku baru tahu namanya adalah kinanti.
tapi mengapa kini dia bahkan pergi di saat aku datang dan tak menoleh ketika aku menyapanya..
kenapa kinanti??
#bersambung
#bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mampir yuk..
kasih komen, saran, kritik, atau makanan juga boleh
^.^