Selarut ini aku masih terjaga dan
belum mampu tertidur. Ditemani oleh sebotol air mineral yang entah sehat atau
tidak (belakangan banyak kontoversi mengenai air mineral). Dengan lagu-lagu
2014 terbaru yang aku colong dari dokumennya music director di radio tempat aku
menyalurkan omongan gak jelas yang aku punya. Ya meskipun kadang ngomongnya
itu-itu aja karena cuma requestan lagu. Coba aja request makanan atau request
cari pacar. Ah pacar??? Kenapa saya selalu suka membicarakannya. Tapi stoppppp!!
Malam ini saya berjanji untuk tidak menuliskannya. Bukan karena mau menghindar
dari tema yang selalu menggelitik ini tapi cuma bentuk lampu kuning karena
ditinggal tidur oleh pacar berkali-kali.
Oke, beberapa hari yang lalu baru aja
ikut pelatihan online dengan salah satu editor kesukaanku. Enggak tahu karena
yang paling kenal cuma dia doang, apa karena dia yang paling baik selama ini
yang aku kenal. Ah, lupakan. Tapi yang jelas, aku masih punya PeEr satu buah
cerpen dengan 10.000-11.000 cws. Yang biasanya kalo otak ini lagi lancar jaya
bisa diselesaikan dalam waktu satu jam saja. Tapi ini sudah tiga hari dan tidak
ada sedikit pun ide yang lewat di otak. Alhasil saya curcol disini aja. enggak
butuh dilihat juga karena cuma mau nulis. Ya buat yang lihat dibaca aja ya. Enggak
perlu dikomen apalagi di like karena ini bukan fesbuk ataupun diretweet kayak
cap burung biru itu.
Aku udah coba dengan gaya orang lain.
Agak dibuat lucu di pembuka cerita tapi langsung mati gaya setelah dua kalimat.
Karena itu bukan gue
banget coyyy. Aku tetap
dengan tulisan yang selow mellow. Agak sedikit sedih dan agak berat tulisannya.
Mungkin genre dewasa meskipun aku masih unyu-nuyu. Enggak tahu kenapa lebih
suka dengan genre yang itu. Entah karena keseringan baca tere liye yang
bahasanya agak berat dibanding teenlit jaman sekarang atau karena udah lama gak
baca teenlit karena keseringan baca tere liye (apa bedanya? L) akhirnya nulis begini aja deh cuma setengah
menit tapi udah banyak. Mungkin karena tulisannya ngasal atau karena curhat
karena enggak ada lagi pundak yang kosong (butuh pundak woyyy)